Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keuntungan Bisnis Pakuwon Jati Milik Konglomerat Alexander Tedja Meroket Drastis, Cuan Triliunan Rupiah

Keuntungan Bisnis Pakuwon Jati Milik Konglomerat Alexander Tedja Meroket Drastis, Cuan Triliunan Rupiah Kredit Foto: Pakuwon Jati
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisnis PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) milik konglomerat Alexander Tedja tumbuh positif dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Hal itu tercermin dari laba bersih Pakuwon yang meroket 65,03% yoy dari Rp721,97 miliar per September 2021 menjadi Rp1,19 triliun per September 2022.

Merujuk laporan keuangan perusahaan, capaian laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan Pakuwon Jati yang juga naik. Kenaikan pendapatan Pakuwon Jati mencapai 18,47% yoy dari Rp3,79 triliun pada 9M21 menjadi Rp4,49 triliun pada 9M22. Pada saat yang sama, Pakuwon Jati mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan dari Rp2,06 triliun menjadi Rp2,13 triliun. 

Baca Juga: Harga Komoditas Meroket, Laba Bersih PT Timah Melesat Drastis Hampir Dua Kali Lipat

Sejumlah beban juga mengalami peningkatan. Misalnya, beban penjualan membengkak dari Rp127,35 miliar pada Q321 menjadi Rp148,44 miliar pada Q322. Beban umum dan administrasi naik dari sebelumnya Rp227,27 miliar menjadi Rp272,32 miliar. Begitu pula dengan beban pajak final, nilainya meningkat dari Rp175,36 miliar menjadi Rp263,72 miliar. 

Meskipun begitu, Pakuwon Jati membukukan kenaikan penghasilan bunga dari awalnya hanya Rp98,78 miliar menjadi Rp120,54 miliar. Faktor yang paling signifikan membuat laba bersih tumbuh lebih tinggi daripada pendapatan ialah, Pakuwon Jati tidak lagi mencatatkan pinalti atas penebusan obligasi sebesar Rp99,44 miliar yang tercatat pada tahun lalu. 

Diketahui, Pakuwon Jati memiliki diversifikasi bisnis yang fokus di Jakarta dan Surabaya. Empat bisnis utama yang dimiliki Pakuwon Jati meliputi pengembangan ritel, perumahan, perdagangan, dan perhotelan. Pakuwon Jati memiliki total aset sebesar Rp30,03 triliun per September 2022. Nilai tersebut lebih tinggi daripada periode Desember 2021 yang sebesar Rp28,87 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: