'G20 Wah Wah Wah', Negarawan Indonesia Terkesima dengan Berkumpulnya Para Pemimpin Dunia
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai Gala Dinner G20 di Bali, pada Rabu (16/11/2022), sangat top, mengagumkan, mengesankan, dan sempurna. Ia juga melihat agenda itu adalah leburan dari naturalis dan digitalis sehingga menjadi anggun, megah, dan indah.
Dahlan melihat, hujan sama sekali tidak turun dalam rangkaian agenda G20 itu, padahal tidak terlihat ada pawang mondar-mandir. Alhasil, acaranya padat, hanya ada tiga show sehingga format acaranya bisa memungkinkan banyak tokoh go mingle.
Baca Juga: Hangat, Jabat Tangan Xi Jinping ke Jokowi Buktikan Indonesia Diberi Kepercayaan Besar karena...
Proses kedatangan tamu negara yang berjarak tiga menit membuat mereka yang datang lebih awal bisa banyak punya waktu salaing mendatangi atau didatangi. Contohnya mantan Presiden SBY tampak sempat asyik dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Di akhir acara, menurut Dahlah, terlihat pula Presiden Joko Widodo didatangi banyak kepala negara. Presiden China Xi Jinping tampak begitu lama berbincang dengan Jokowi.
Xi juga lama mengobrol dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dengan nuansa santai dan informal. Padahal kesan yang muncul di media selama ini, keduanya sangat dingin.
"Format makan malam itu disiapkan sangat sempurna. Para kepala pemerintahan duduk dalam format letter U. Di tengah U itu ternyata arena show. Di mulut U itu tangga trap lebar yang tinggi," kata mantan CEO PLN itu.
Dari tangga itulah para artis turun menuju arena. Mereka seperti turun dari langit. Permainan lampu dan cahayanya mengagumkan. ''Dinding'' kanan kiri itu jadi screen raksasa, padahal itu irisan bukit batu.
''Screen'' tersebut memang tidak terlihat cling, tetapi justru menimbulkan kesan natural yang luar biasa. Cahaya-cahaya laser yang menyorot dari samping-atas pun menjadi seperti plafon cahaya yang tinggi.
Peran MC yang digantikan sosok kartun di ''Screen Batu'' membuat acara Gala Dinner G20 ini berjalan mengalir seperti tanpa ada yang memutus. Tiga show malam itu membuat pertunjukan tersebut seperti multidimensi.
Tari, teater, nyanyi diramu dalam satu kemasan indah. Tari dan lagu dari berbagai daerah ditampilkan bersama secara kolosal dalam tema kembali ke alam.
"Saya memuji rancangan pakaian tari Dayak, Burung Enggang, yang jatuhnya menjadi sangat berkelas dan anggun," tuturnya.
Tentu yang menjadi gongnya adalah show ketiga: tampilnya hiphop cilik dari Kota So-e, pedalaman Timor. Mereka ialah Aldo, Charlos, dan Reven.
Mereka berkolaborasi dengan penyanyi dari pulau kecil di NTT, Pulau Alor, Andmesh Kamaleng. Maka nama So-e dan Alor pun meroket ke panggung dunia.
Dari kampung pedalaman mereka tampil di depan para pemimpin negara dengan perekonomian terbesar di jagat raya. Pak Jokowi yang mengangkat derajat mereka.
So-e adalah kota kecil ibu kota kabupaten Timor Tengah Selatan. Letaknya masih di sekitar 120 Km dari kota Kupang. Siapa pun yang dalam perjalanan darat dari Kupang ke Timor Leste melewati kota ini.
So-e terkenal karena letaknya yang di ketinggian 700 meter berhawa dingin. Dahulu, di zaman Orde Baru, So-e juga terkenal karena ada bupati yang memasukkan tanah ke mulut penduduknya yang sangat miskin.
"Makan tanah ini," kata Dahlan, menirukan sang bupati
Dahlan melanjutkan, sang bupat marah. Pasalnya, penduduk di sana terkenal pemalas. Sulit diajak bekerja keras sehingga ang bupati ingin mengubah budaya itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: