Jalani Pemilu, Malaysia Hadapi Situasi Parlemen yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
Malaysia menghadapi parlemen gantung untuk pertama kalinya dalam sejarah karena dukungan untuk aliansi Islam konservatif mencegah koalisi besar memenangkan mayoritas sederhana dalam pemilihan umum.
Tanpa pemenang yang jelas, ketidakpastian politik dapat berlanjut karena Malaysia menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi. Malaysia telah memiliki tiga perdana menteri dalam beberapa tahun.
Baca Juga: Indonesia-Malaysia Perkuat Kerja Sama Bidang Parekraf
Kegagalan partai-partai utama untuk memenangkan mayoritas berarti kombinasi dari mereka harus membangun aliansi mayoritas untuk membentuk pemerintahan. Raja konstitusional Malaysia juga dapat terlibat, karena ia memiliki kekuasaan untuk menunjuk sebagai perdana menteri seorang anggota parlemen yang ia yakini dapat memimpin mayoritas.
Koalisi pemimpin oposisi lama Anwar Ibrahim memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum Sabtu (19/11/2022), hasil dari Komisi Pemilihan menunjukkan.
Kejutan terbesar datang dari mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin yang memimpin blok Perikatan Nasional-nya menunjukkan kinerja yang kuat, menarik dukungan dari kubu-kubu tradisional pemerintah petahana.
Aliansi Muhyiddin mencakup partai konservatif Melayu-sentris dan partai Islamis yang menggembar-gemborkan syariah atau hukum Islam. Ras dan agama adalah isu yang memecah belah di Malaysia, di mana populasi etnis Melayu Muslim menjadi mayoritas dan etnis China dan India menjadi minoritas.
Baik Anwar maupun Muhyiddin mengaku mendapat dukungan untuk membentuk pemerintahan, meski tidak mengungkapkan dengan partai mana mereka bersekutu.
Muhyiddin mengatakan dia berharap untuk menyelesaikan diskusi pada Minggu (20/11/2022) sore. Aliansinya adalah mitra junior dalam koalisi berkuasa Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dan dapat bekerja dengan mereka lagi.
Anwar mengatakan dia akan mengirimkan surat kepada Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah yang merinci dukungannya.
Jika Anwar merebut jabatan puncak, itu akan menjadi perjalanan yang luar biasa bagi seorang politisi yang, dalam 25 tahun, beralih dari pewaris, menjadi perdana menteri, menjadi seorang tahanan yang dihukum karena sodomi hingga menjadi tokoh oposisi terkemuka negara itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: