Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalani Pemilu, Malaysia Hadapi Situasi Parlemen yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Jalani Pemilu, Malaysia Hadapi Situasi Parlemen yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya Kredit Foto: Reuters/Lai Seng Sin

Nomor Pemilihan

Malaysia memiliki 222 kursi parlemen tetapi pemungutan suara diadakan hanya untuk 220 pada hari Sabtu (19/11/2022).

Komisi Pemilihan mengatakan koalisi multi-etnis Pakatan Harapan Anwar memenangkan total 82 kursi, sementara aliansi Perikatan Nasional Muhyiddin memenangkan 73 kursi. Koalisi Barisan Ismail memperoleh 30 kursi. Satu kursi belum diumumkan pada pukul 21.00 GMT.

Baca Juga: Hebat! 707 Kilogram Ikan Kerapu Hasil Panen UMKM asal Sumut Dieskpor ke Malaysia

“Pemilihan utama dari pemilihan ini adalah bahwa Perikatan telah berhasil mengganggu sistem dua partai,” kata Adib Zalkapli, direktur konsultan politik Bower Group Asia.

Barisan dan Pakatan telah lama menjadi blok utama Malaysia.

Barisan mengatakan menerima keputusan rakyat, tetapi tidak mau mengakui kekalahan. Koalisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk membentuk pemerintahan yang stabil.

Pemimpin veteran Mahathir Mohamad sementara itu mengalami kekalahan pemilihan pertamanya dalam 53 tahun dalam pukulan yang dapat menandai akhir dari karir politik tujuh dekade, kehilangan kursinya untuk aliansi Muhyiddin.

Rekor jumlah orang Malaysia memberikan suara pada hari Sabtu, berharap untuk mengakhiri serentetan ketidakpastian politik yang telah menghasilkan tiga perdana menteri di tengah masa ekonomi yang tidak menentu dan pandemi COVID-19.

Lanskap politik berubah-ubah sejak Barisan kalah dalam pemilu 2018 setelah memerintah selama 60 tahun sejak kemerdekaan.

Anwar dibebaskan dari penjara pada 2018 setelah bergabung dengan musuh lama Mahathir dan Muhyiddin untuk mengalahkan Barisan untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia, di tengah kemarahan publik terhadap pemerintah atas skandal 1MDB bernilai miliaran dolar.

Koalisi itu runtuh setelah 22 bulan berkuasa karena pertikaian atas janji Mahathir untuk menyerahkan jabatan perdana menteri kepada Anwar. Muhyiddin sempat menjadi perdana menteri, tetapi pemerintahannya runtuh tahun lalu, membuka jalan bagi Barisan untuk kembali berkuasa dengan Ismail di pucuk pimpinan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: