Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Kolesterol dan Adakah Hubungannya dengan Minyak Sawit?

Apa Itu Kolesterol dan Adakah Hubungannya dengan Minyak Sawit? Pekerja menurunkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari atas mobil di Desa Lemo - Lemo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Sabtu (2/7/2022). Harga TBS kelapa sawit tingkat pengepul sejak sebulan terakhir mengalami penurunan harga dari Rp2.280 per kilogram menjadi Rp800 per kilogram disebabkan banyaknya produksi. | Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kolesterol merupakan salah satu jenis zat lemak yang ditemukan pada semua sel di dalam tubuh yang berfungsi untuk melindungi sistem saraf serta membuat jaringan sel dan hormon tertentu. Selain diproduksi secara alami oleh tubuh, kolesterol juga dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan.

Melansir laman Palm Oil Indonesia, jika menilik lebih dalam, terdapat tiga fraksi lemak yang menentukan kualitas kolesterol dalam tubuh, yakni kolesterol jahat atau LDL (Low Density Lipoprotein), kolesterol baik atau HDL (High Density Lipoprotein), dan asam lemak (Trigliserida). Umumnya, LDL dan trigliserida yang tinggi dapat berbahaya bagi kesehatan.

Baca Juga: Diproduksi Januari 2023, Harga Minyak Merah Sawit Jauh Lebih Murah

Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Sri Raharjo dalam laman Palm Oil Indonesia mengungkapkan update studi terbaru yang dipublikasikan pada British Medical Journal tahun 2016. Studi tersebut mengungkapkan bahwa tidak ada kaitan antara LDL dengan kematian penyakit jantung. Hasil lain dalam studi tersebut juga menyebutkan bahwa jika kadar LDL tinggi pada usia 60 tahun ke atas, potensi terkena penyakit jantung justru berkurang.

Di lain pihak, catat laman Palm Oil Indonesia, Perkumpulan ahli jantung Amerika (AHA/ACC) juga mengatakan tak ada korelasi antara kadar kolesterol dalam darah dan angka serangan jantung dan stroke. Sejalan dengan hasil rekomendasi tersebut, Departemen Pertanian Amerika Serikat juga telah mengeluarkan kolesterol dari daftar bad food.

Sementara itu, berkaitan dengan minyak sawit, kandungan asam lemak jenuh (saturated fatty acid) yang cukup tinggi dengan proporsi mencapai 50 persen digunakan oleh asosiasi produsen kedelai Amerika (ASA) untuk memojokkan minyak sawit dengan menggunakan isu kolesterol.

Propaganda tersebut juga didukung oleh framing berita dari media massa yang makin memojokkan minyak sawit dengan isu tersebut. Karenanya, berimplikasi terbangunnya persepsi buruk hingga label minyak sawit sebagai minyak berkolesterol.

Baca Juga: Turun Tipis, Harga Sawit Petani Menjadi Rp2.735,68 per Kilogram

"Namun, tuduhan tersebut tidak pernah terbukti oleh riset-riset ahli gizi dan kesehatan di berbagai negara. Sejauh ini tak satupun ahli-ahli gizi di dunia yang pernah mengatakan bahwa minyak goreng dari nabati seperti minyak goreng sawit mengandung kolesterol. Kolesterol hanya dihasilkan oleh hewan dan manusia, sedangkan tanaman tidak memiliki kemampuan menghasilkan kolesterol. (Calloway and Kurtz, 1956; USDA, 1979; Life Science Research Office, 1985; Cottrell, 1991; Muchtadi, 1998; Muhilal, 1998; Hariyadi, 2010; Giriwono dan Andarwulan 2016)," catat laman Palm Oil Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: