Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Koalisi dengan Gerindra Ada di Tangan PKB, Pengamat: Jika Cak Imin Ngotot Jadi Capres, Perpecahan Sudah Dekat

Nasib Koalisi dengan Gerindra Ada di Tangan PKB, Pengamat: Jika Cak Imin Ngotot Jadi Capres, Perpecahan Sudah Dekat Kredit Foto: Instagram/Muhaimin Iskandar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang diusung Gerindra dan PKB belum dapat memastikan kapan akan mendeklarasikan capresnya. Pasalnya, menurut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Imin, antara dirinya dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto belum ada kata sepakat.

"Kami akan duduk berdua karena sampai detik ini masing-masing ngotot jadi capres," katanya, di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Baca Juga: Jika Lawan Prabowo-Ganjar, Gawat! Anies Bakal Kewalahan Menangkan Pilpres 2024

Imin beralasan, keputusan dirinya sebagai capres merupakan hasil muktamar. Dia mendapat mandat oleh muktamar PKB untuk capres, bukan cawapres. Dengan begitu, jika PKB nantinya mengalah dalam koalisi dan mempersilakan partai lain mengusung capres, keputusan muktamar tersebut harus diubah terlebih dahulu. Caranya, PKB bisa menggelar muktamar kembali.

"Ya pokoknya kita harus menentukan pilihan itu di momentum yang tepat. Diskusinya memang belum tuntas. Kami internal berdua juga belum sepakat, untuk satu nama capres," kata Imin.

Bukan hanya belum memiliki capres. Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya juga masih menunggu partai lain yang katanya bakal bergabung. Sayangnya, Imin enggan menyebut partai yang dimaksud. Saat ditanya apakah partai yang dimaksud adalah PDIP, ia justru mengelak.

Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan, sampai saat ini, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya belum membicarakan soal capres, apalagi cawapres. Muzani lantas mengingatkan soal piagam deklarasi koalisi Gerindra-PKB yang mengakomodasi kewenangan Prabowo dan Imin membicarakan hingga menentukan capres-cawapres. Namun, dua partai bersikukuh mencalonkan tokoh masing-masing sebagai capres.

"Seperti yang saya katakan, Pak Prabowo adalah calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya. Pak Muhaimin adalah calon presiden dari Partai PKB," tegas Muzani.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah geleng-geleng kepala dengan sikap keras Imin ingin menjadi capres. Menurutnya, Imin memang bisa saja menjadi capres, dengan catatan bukan berkoalisi dengan Gerindra. Jika dengan Gerindra, Imin paling tinggi dapat posisi cawapres.

Dedi menerangkan, jika PKB tidak mampu meredam egonya, mimpin koalisi bisa batal. "Bisa saja koalisi ini tumbang di tengah jalan," ucapnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka.

Baca Juga: Orang PKB Tegaskan Nama Ganjar Pranowo Tak Pernah Mampir dalam Pembahasan Prabowo Subianto dan Cak Imin

Batalnya koalisi ini jelas akan merugikan Imin. Sementara, Prabowo jalannya tidak terhalang sebab bisa saja Gerindra berkoalisi dengan PDIP. Hal itu tercermin dari pernyataan Presiden Jokowi yang dipersepsikan banyak pihak mendukung Prabowo nyapres.

"Jokowi sudah secara terbuka mendukungnya. Bisa dengan Ganjar Pranowo, atau Puan Maharani," ulas Dedi.

Lalu, bagaimana nasib koalisi Kebangkitan Indonesia Raya? Kata Dedi, masa depan koalisi itu bergantung dari orientasi PKB. Apakah mereka miliki target memenangi Pemilu dengan mengusung Prabowo, atau memaksa diri mendapat peluang capres.

Artinya, kemungkinan koalisi Gerindra dengan PKB bubar bisa saja terjadi. Tergantung pilihan politik PKB. "Jika pilihan kedua diambil, perpecahan sudah dekat bagi mereka," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: