Tren rokok elektrik di Indonesia makin meningkat. Terlebih, rokok elektrik malah dianggap sebagai solusi masalah kecanduan rokok di Indonesia. Hal ini juga didorong dengan masifnya promosi rokok elektrik di ruang publik.
Peneliti HAM Nasional Asep Mulyana menyebut gen Z merupakan pangsa pasar utama dari produk ini. Sebab, kelompok ini memiliki jumlah populasi yang besar, yakni 74,93 juta jiwa. Angka ini terbilang menggiurkan bagi industri rokok elektrik.
"Presentase penduduk di Indonesia, terutama kategori gen Z ini sangat besar dan menjadi pasar yang sangat besar untuk rokok elektrik," kata Asep dalam diskusi daring bertajuk Peredaran Produk Tembakau Tanpa Kendali: Rapor Merah 2022 Pemerintahan Jokowi-Amin, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Tagih Janji Pemerintah Atasi Masalah Rokok: Serius atau Tidak?
Selain itu, produk rokok elektrik digambarkan sebagai gaya hidup yang keren dan modern. Akibatnya, prevalensi perokok elektrik meningkat signifikan.
Pada 2021, jumlah perokok elektrik meningkat hampir 10 kali lipat dibandingkan dengan 2011. Di tahun itu, jumlah perokok elektrik baru sebesar 0,13%. Kemudian, angkanya naik pada 2018 menjadi 10,9% dan naik lagi di 2022 menjadi 40%. Adapun jumlahnya telah mencapai 2,2 juta jiwa.
"Mungkin pada 2022, sumbangan cukai dari industri rokok mencapai Rp1 triliun," ungkapnya.
Dia mendorong adanya pengaturan tentang produksi, distribusi, dan konsumsi rokok elektrik di Indonesia, termasuk soal iklan danĀ sponsorship. Sebab, menurut dia, regulasi mengenai hal tersebut masih minim.
"Ini penting untuk menjadi perhatian para pemangku kebijakan. Ini situasi yang sangat tidak menguntungkan, terutama bagi upaya pengendalian tembakau di Tanah Air," pungkas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: