Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar UNESCO Bilang Oke Roti Baguette dari Prancis jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Alasannya

Pakar UNESCO Bilang Oke Roti Baguette dari Prancis jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Alasannya Kredit Foto: Reuters/Benoit Tessier

Posisi atas baguette tidak datang sampai tahun 1920-an, dengan munculnya undang-undang Prancis yang mencegah pembuat roti bekerja sebelum pukul 04.00. Bentuk baguette yang panjang dan tipis berarti dapat dibuat lebih cepat daripada roti lainnya, sehingga itu satu-satunya roti yang bisa disajikan tepat waktu untuk sarapan.

Terlepas dari penurunan jumlah toko roti tradisional saat ini, 67 juta orang Prancis masih tetap menjadi konsumen baguette yang rakus. Roti ini dibeli di berbagai titik penjualan, termasuk di supermarket. Masalahnya, kata para pengamat, sering kali kualitasnya buruk.

"Sangat mudah mendapatkan baguette jelek di Prancis. Ini adalah baguette tradisional dari toko roti tradisional yang dalam bahaya. Ini tentang kualitas bukan kuantitas,” kata seorang warga Paris Marine Fourchier.

Pada Januari, jaringan supermarket Prancis Leclerc dikritik oleh pembuat roti dan petani tradisional karena baguette seharga 29 sen euro yang banyak dijual dituduh mengorbankan kualitas roti sepanjang 65 sentimeter yang terkenal itu. Sebuah baguette biasanya berharga lebih dari 90 sen euro yang dilihat oleh beberapa orang sebagai indeks kesehatan ekonomi Prancis.

Baguette memang bisnis yang serius. Sebuah lembaga terhormat yang mengikuti dengan cermat sejarah baguette Bread Observatory Prancis mencatat orang Prancis mengunyah 320 baguette dari satu bentuk atau lainnya setiap detik. Jumlah tersebut menunjukkan rata-rata setengah baguette per orang per hari dan 10 miliar setiap tahun.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: