Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

JD.com Pertimbangkan untuk Menarik Diri dari Pasar Indonesia

JD.com Pertimbangkan untuk Menarik Diri dari Pasar Indonesia Kredit Foto: Reuters/Jason Lee
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa e-commerce China JD.com diketahui kini tengah mempertimbangkan untuk mundur dari pasar utama di Asia Tenggara, dengan lebih tepatnya bermaksud untuk menarik diri dari bisnis yang berada di Indonesia dan Thailand.

Keputusan ini dibuat sebagai strategi untuk mengurangi kerugian akibat penurunan pertumbuhan penjualan yang ada di kawasan ini , di mana JD.com juga berkeinginan untuk memperkuat operasi di pasar dalam negerinya.

Dilansir dari South China Morning Post pada Kamis (1/12/2022), JD.com yang berbasis di Beijing kini tengah mencari investor untuk mengambil alih kepemilikan perusahaan patungannya baik yang berada di Indonesia maupun di Thailand.

Baca Juga: Sempat Dituduh Perkosa Seorang Wanita, Begini Nasib Bos JD.com Richard Liu!

Perusahaan patungannya ini antara lain JD.ID yang merupakan perusahaan patungan dengan Provident Capital di Indonesia, dan juga JD Central yang merupakan perusahaan patungan dengan Central Group berbasis di Bangkok.

Kabar terkait dengan upaya JD.com untuk menarik diri di pasar utama Asia Tenggara ini pertama kali dilaporkan oleh media China Xiaguangshe yang mengutip dari sumber yang mengetahui permasalahan terkait yang mengatakan bahwa ekspansi perusahaan di Indonesia dan Thailand ini telah menelan biaya lebih dari US$1,39 miliar atau setara dengan 10 miliar yuan selama delapan tahun terakhir.

Meskipun JD.com dan perusahaan rekanannya baik Provident Capital dan Central Group tidak memberikan tanggapan terkait dengan permasalahan ini, namun keputusan untuk menarik diri dari dua pasar utama di kawasan Asia Tenggara ini telah mencerminkan adanya perlambatan pertumbuhan e-commerce dalam pasar yang sebagian dipengaruhi adanya peningkatan pada biaya hidup sehingga konsumen pun melakukan lebih sedikit dalam transaksi.

Alasan ini juga merupakan alasan yang sama yang telah mendorong JD.ID melakukan PHK ke lebih dari 200 orang karyawan di awal tahun 2022 dan melakukan pembekuan rekrutmen demi efisiensi dan untuk menekan biaya. Penjualan JD.ID yang stagnan juga menjadi alasan dari perusahaan mencapai margin negatif. Hal yang serupa juga terjadi dengan JD Central yang telah mengalami kerugian mencapai satu miliar yuan sejak diluncurkan.

Penarikan diri dari pasar utama Asia Tenggara ini juga merupakan wujud dari upaya JD.com untuk meningkatkan kinerja dan mengejar perubahan organisasi di bisnis intinya. Upaya ini pun menjadi bagian strategi untuk memulihkan perusahaan dan mendorongnya untuk dapat kembali memasuki pasar dengan ciri khasnya, yaitu memberikan harga rendah dengan layanan berkualitas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: