Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Ade Armando menyebut masa kejayaan calon presiden Anies Baswedan telah berakhir seiring dicongkelnya jajaran direksi dan komisaris PT Jakarta Propertindo atau Jakpro.
"Masa kejayaan kubu sang calon presiden nampaknya sudah berakhir. Tidak tanggung-tanggung salah seorang yang diganti adalah Direktur Utama, Direktur Bisnis, Direktur Keuangan dan Direktur Teknik," jelasnya.
Ade pun mendukung langkah Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang merombak susunan direksi Jakpro. Perusahaan BUMD itu dinilai Ade malah kebanyakan merugi, padahal kucuran dana serta proyek yang dipegangnya adalah proyek yang sangat strategis.
"Ini adalah bagian dari upaya Pj Gubernur Heru Budi Harto memberesi cucian kotor dan peninggalan tumpukan masalah yang ditinggalkan Anies," jelasnya.
Pasalnya, lanjut Ade, dalam periode Anies memimpin sebagai gubernur, Jakpro adalah BUMD yang menjalankan project dengan dana berlimpah serta memegang proyek-proyek strategis di Ibu Kota.
"Jakpro menguasai proyek-proyek strategis di Jakarta. Pemprov DKI melakukan Penyertaan Modal Daerah (PMD) hampir Rp20 Triliun pada Jakpro bisnisnya mencakup sektor properti, infrastruktur utilitas dan kegiatan lainnya," tambahnya.
Ade kemudian merinci sejumlah proyek strategis yang dijalankan Jakpro, yakni meliputi Formula E, Jakarta International Stadium (JIS), LRT, Revitalisasi Taman Ismail Marzuki dan pengelolaan Pulau Reklamasi serta ITF Sunter.
Di luar itu masih ada banyak proyek lain seperti Hotel Aston, Mall Pluit Junction, Jakarta International Velodroom dan 6 ruas jalan tol, SPBG, Water Treatment Plants, hingga parking management.
"Ada persoalan serius di tubuh BUMD kaya raya ini," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: