Ade menjelaskan Anies menyisakan pekerjaan kotor di Jakpro yakni yang paling gampang dilihat adalah pertanggungjawaban laporan keuangan penyelenggaraan Formula E yang sampai hari ini belum juga diserahkan ke DPRD DKI Jakarta.
"Jakpro secara objektif data menunjukkan jauh dari memuaskan, Jakpro terus merugi, 2019 merugi Rp76 miliar, 2020 rugi Rp249 miliar, 2021 rugi Rp110 miliar. Total kerugian pada 3 tahun itu mencapai Rp435 miliar," jelasnya.
"Neraca keuangan 2022 belum lagi dihitung, tapi mengingat besarnya pengeluaran untuk Formula E hampir pasti Jakpro akan kembali rugi besar," jelasnya.
"Di luar Formula E ada banyak proyek berdana jumbo yang belum terealisasi. Salah satunya pembangunan Intermedia Treatment Facility (ITF), Sunter Jakarta Utara. ITF adalah tempat pengolahan sampah yang merupakan salah satu kegiatan strategis daerah di Jakarta, nilai proyeknya Rp340 juta dolar atau sekitar Rp5,2 Triliun," tegasnya.
"Dari situ saja wajar kalau Heru harus merombak direksi. Namun di luar soal rugi laba pun, kinerja Jakpro sungguh memalukan soal Formula E, balapan itu sudah 5 bulan berlalu tapi sampai sekarang laporan keuangan belum juga diserahkan ke DPRD DKI Jakarta," terangnya.
"Melihat rangkaian kekacauan ini bisa dipahami bila saat ini harus ada pembersihan di jajaran direksi Jakpro. Ada uang rakyat dalam jumlah begitu besar yang dikelola dengan cara yang sembarangan. Para pimpinan Jakpro yang lama harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang mereka lakukan dalam 5 tahun terakhir,' tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: