Pengamat politik dari UPH, Emrus Sihombing menilai, PDIP merupakan partai besar dengan historikal yang panjang. Untuk itu dalam menentukan calon presiden (capres) yang akan diusung dibutuhkan perhitungan matang.
Sebagaimana diketahui, elektabilitas kader PDIP Ganjar Pranowo melejit jelang Pemilu 2024 nanti. Namun demikian bukan rahasia lagi bahwa PDIP juga dapat saja mengusung Puan Maharani sebagai capres mengingat kuatnya pengaruh Megawati dalam partai berlambang banteng tersebut.
"Dua sosok ini (Puan dan Ganjar) sama-sama memiliki prestasi di bidangnya masing-masing, sehingga menurut saya PDIP butuh perhitungan yang matang untuk mengusung capresnya," kata Emrus, Ahad (4/12).
Menurut Emrus, secara ideal penentuan capres harusnya dilakukan partai sejak lima tahun sebelum pemilu dimulai. Hal ini untuk mempersiapkan calon yang terpilih tersebut secara matang untuk dapat mengemban perannya secara maksimal.
Dia mengapresiasi langkah Nasdem yang telah lebih dulu menentukan Anies Baswedan sebagai capresnya. Di sisi lain dia menilai, tingginya elektabilitas seorang kader tidak menjadi jaminan dia akan memenangi pemilu.
Dia mencontohkan saat Ganjar Pranowo pertama kali mencalonkan diri sebagai kepala daerah di Jawa Tengah. Kala itu, kata dia, elektablitas Ganjar sangat rendah namun nyatanya dia dapat memenangkan pemilihan.
Sehingga Emrus menilai, tingginya elektabilitas seorang kader belum dapat menjadi jaminan memenangkan pemilu. Yang lebih penting adalah, kata dia, soliditas kerja 'mesin' partai yang nampak di permukaan.
"Elektabilitas tak menjamin, karena secara realitas kita lihat bagaimana partai memiliki 'mesin'-nya tersendiri untuk mendukung calonnya," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: