Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengantisipasi Krisis Pangan, Erick Thohir Tegaskan BUMN Siap Jadi Pembeli Siaga

Mengantisipasi Krisis Pangan, Erick Thohir Tegaskan BUMN Siap Jadi Pembeli Siaga Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi rantai pasok dunia diperkirakan masih terganggu pada tahun depan. Karena itu, salah satu kunci agar bisa bertahan, Indonesia harus mampu menjaga kondisi supply change atau rantai pasok pangan nasional.

Dalam mengamankan rantai pasok bahan pangan tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap turut menjaga ketahanan pangan nasional tersebut.

Baca Juga: Bersih-bersih BUMN, Erick Thohir Rancang Catatan Blacklist BUMN

Hal tersebut disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir usai Rapat Kabinet yang berlangsung di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Erick menyampaikan, BUMN siap untuk menjadi pembeli siaga (off taker) bahan-bahan kebutuhan pokok pada tahun depan. Namun, syaratnya adalah perlu disertai dengan penugasan yang jelas dari pemerintah terhadap BUMN pelaksana fungsi off taker itu.

Penugasan tersebut diperlukan agar para pemimpin di BUMN pelaksana off taker tidak ragu dan khawatir atas dugaan pelanggaran yang dituduhkan kepada mereka.

"Bulog dapat menjadi stabilisator (harga), dimana ketika dia mengambil barang (bahan makanan pokok), ternyata ketika harus dikeluarkan, malah tidak bisa keluar, karena harga pada saat pembelian lebih tinggi dibandingkan pada saat akan dikeluarkan. Sehingga dikhawatirkan menjadi kerugian negara. Padahal konsepnya berbeda," ujar Erick.

Baca Juga: Ribut Masalah Jet Pribadi yang Digunakan Anies Baswedan Safari Politik, Nasdem Langsung Ngegas: Kami Punya Alasan Rasional!

Menteri BUMN menekankan mekanisme pelaksanaan fungsi off taker harus diatur agar terdapat dana besar. Dimana dana itu disimpan di Perhimpunan Bank - bank Milik Negara (Himbara) dengan bunga murah. Dengan dana itulah, BUMN pelaksana fungsi off taker menyerap bahan pangan pokok dari petani, kapan pun, baik pada saat harga naik maupun turun.

“Kemudian nanti Bulog bisa menjadi pembeli bahan pangan pokok dari petani yang diputuskan pemerintah, misalnya padi, jagung, tebu dan lain-lain. Ini yang menjadi bagian dari upaya mengamankan rantai pasok pangan. Ini penting karena  kondisi rantai pasok dunia masih terganggu di tahun depan,” ujar Erick.

Baca Juga: Erick Thohir: Transisi ke EBT di Indonesia Tidak Ikuti Pola Negara Lain

Lebih lanjut, Erick menegaskan,  peran BUMN terhadap ketahanan pangan merupakan bentuk antisipasi untuk menekan harga pangan. Tingginya potensi inflasi pada tahun depan dapat disebabkan oleh dua sumber, yaitu tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan melonjaknya harga pangan.

Baca Juga: PSI Ditinggalkan Lagi, Eks Staf Pribadi Ahok Dicap 'Ngadrun' Demi Dukung Anies Baswedan: Banggalah!

“Karena itu, BUMN harus membantu Kementerian lain, bagaimana mengintervensi kebutuhan pangan yang naik turun. Tetapi tetap dengan penugasan yang jelas, mana orientasi pasar dan mana penugasan yang memang bukan pasar. Salah satu mekanisme yang didorong adalah bagaimana ada dana besar ditaruh di Himbara dengan bunga rendah, lalu ID Food dapat ditugaskan sebagai market, dan Bulog sebagai stabilisator,” jelas Erick.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: