Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar China Desak Pergantian Nama Virus Corona Menjadi...

Pakar China Desak Pergantian Nama Virus Corona Menjadi... Kredit Foto: Reuters/Florence Lo
Warta Ekonomi, Beijing -

Pakar pengobatan tradisional China telah menyarankan pergantian nama resmi Covid-19 lantaran virus tersebut telah bermutasi. 

Gu Xiaohong mengemukakan pendapatnya tersebut kepada surat kabar Beijing Daily yang dikelola pemerintah. Ia mengatakan bahwa penamaan China untuk virus corona, yang mengindentifikasi Covid sebagai penyakit penyebab pneumonia, harusnya diubah menjadi virus menular.

Baca Juga: Whistleblower Soal Covid-19: Laboratorium China Didanai Amerika untuk Operasi Intelijen Raksasa

Gu pun mengungkap bahwa cabang penyakit menular Asosiasi Pengobatan China, yang dia pimpin, telah mencapai konsensus bersama, mengubah cara mereka untuk menggambarkan virus corona.

Pernyataan Gu itu yang dirilis pada Rabu (7/12/2022) sejalan dengan ungkapan yang mulai melunak, dari para pakar kesehatan China baru-baru ini, serta media pemerintah terhadap Covid-19.

Komentarnya juga datang saat pihak berwenang di banyak kota di China memutuskan untuk melonggarkan pembatasan Covid-nya, yang dikenal terberat di dunia.

Sejauh ini, pendekatan China terhadap Covid adalah bagaimana menekankan pengujian luas serta karantina kasus-kasus positif di fasilitas khusus.

Menurut Gu, pendekatan semacam ini, yang awalnya merupakan 'deteksi pasif', harus mulai diubah menjadi 'pencegahan aktif', dimana pasien dengan gejala ringan semestinya cukup untuk dikarantina dan menjalani pemulihan di rumah.

Ada ekspektasi luas bahwa pelonggaran tersebut akan menandai perubahan yang lebih nyata menuju keadaan normal tiga tahun setelah pandemi.

Sebagaimana diwartakan Reuters, para pejabat mulai mengecilkan bahaya yang ditimbulkan oleh virus tersebut. Bahkan pada Senin, kantor berita resmi Xinhua mengatakan dalam sebuah komentar bahwa 'periode tersulit telah berlalu'.

Mereka juga mengutip bagaimana patogenisitas virus corona kini telah melemah di samping menjabarkan upaya China untuk memvaksinasi 90 persen populasinya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: