"Pelatihan kita melalui asesmen dulu yang menekankan pada minat, pasar, sumber daya yang ada, kemudian SDM, dan pertimbangan ekosistem usahanya, yakni warung makan, lebih khususnya, masakan Nasi Padang. Hasil asesemen kami menyatakan banyak sekali masyarakat di sini menyukai masakan Padang dan laris. Nah, kita asesmennya ke arah sana," katanya saat dimintai keterangan.
Kemudian, lanjutnya, penguasaan keterampilan memasak. Dia berharap, bukan hanya dikuasai, namun juga dijadikan keterampilan yang produktif untuk membuka warung atau rumah makan.
"Ini harapan kita, sehingga pada akhirnya, akan menambah penghasilan keluarga, membantu mata pencaharian suami, meningkatkan pendapatan, dan recovery untuk pasca bencana ini cepat terwujud," katanya menambahkan.
Baca Juga: Kemensos Fasilitasi Cetak Ulang KTP dan KK untuk Warga Terdampak Gempa Cianjur
Di 5 Kecamatan
Kepala Pusat Pendidikan Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kemensos, Afrizon Tanjung, saat dikonfirmasi via telepon, mengatakan pelatihan ini merupakan upaya Kemensos menyiapkan penyintas menghadapi fase pascabencana.
"Melalui pelatihan-pelatihan itu, kita berharap ada dampak berkelanjutan, tidak saja untuk mengisi waktu luang, atau menghilangkan kecemasan dan kejenuhan, tetapi juga, kita persiapkan bagaimana mereka bangkit lagi setelah nanti kembali ke rumah setelah tidak lagi mengungsi," ungkap Afrizon.
Selain Kecamatan Karangtengah, dia menyebut, berbagai jenis pelatihan juga diberikan kepada para penyintas gempa Cianjur di empat lokasi pengungsian di kecamatan lain, yakni Kecamatan Pacet, Kecamatan Cianjur, Kecamatan Cugenang, Kecamatan Gekbrong, dan Kecamatan Warungkondang.
Di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, dilakukan pelatihan kewirausahaan di bidang kuliner, berupa pengolahan Bumbu Pical Padang dan Sambalado Tanak, serta jajanan pasar, aneka rendang dan olahan singkong. Pelatihan di lokasi ini, berada di bawah tanggung jawab BBPPKS Padang dan Sentra Terpadu "Inten Soeweno" (STIS) di Cibinong.
Sementara, di Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, pelatihan kewirausahaan di bidang kuliner, berupa minuman kekinian, aneka jajanan anak dan remaja, di bawah bimbingan Pusdiklatbangprof dan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung. Selain itu, ada pula di bidang kerajinan, berupa kerajinan tas anyaman, di bawah bimbingan BBPPKS Yogyakarta. Keduanya, berkolaborasi dengan Sentra "Mulya Jaya" di Jakarta.
Adapun, di Lapangan Cariu di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, dilakukan pelatihan kewirausahaan di bidang kuliner, berupa aneka jajanan anak dan remaja, di bawah pengawasan BBPPKS Banjarmasin dan Sentra Terpadu "Pangudi Luhur" (STPL) di Bekasi. Begitu pun, di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, yang berkolaborasi dengan Sentra Terpadu "Baturraden" di Banyumas dan Sentra "Galih Pakuan" di Bogor.
Baca Juga: Utamakan Kenyamanan Korban Gempa Cianjur, Mensos Risma Pasang Palet di Posko Pengungsian
Kemudian, di Desa Cikantana, Kecamatan Gekbrong, dilakukan pelatihan kewirausahaan di bidang kuliner kaki lima, berupa minuman ringan, di bawah tanggung jawab BBPPKS Bandung bersama Sentra "Antasena" di Magelang.
Di Desa Jambu Dipa, Kecamatan Warungkondang, pelatihan kewirausahaan di bidang bangunan, berupa pembuatan bata tahan gempa model interlock, di bawah tanggung jawab Pusdiklatbangprof, BBPPKS Yogyakarta, bersinergi dengan STPL di Bekasi, STIS di Cibinong, Sentra Terpadu "Kartini" di Temanggung, Sentra Terpadu "Prof. Dr. Soeharso" di Solo dan Sentra "Handayani" di Jakarta.
Di samping itu juga, di bidang kerajinan tangan, berupa pembuatan keset dari kain perca dan kemoceng dari tali rafia. Termasuk, di bidang pertanian dan kuliner, berupa budidaya dan pengolahan jamur tiram. Kedua jenis pelatihan ini berada di bawah tanggung jawab BBPPKS Makassar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: