Tak Punya Kader Internal yang Kuat Dijadikan Capres, Pengamat Sebut KIB Bakal Berpengaruh di Pemilu 2024
Bursa pencapresan terkait pemilu 2024 terus menjadi perhatian. Mengenai hal ini, Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Teguh Yuwono mengatakan meski belum memiliki sosok internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang kuat.
Namun, apapun pilihan mereka nantinya akan berpengaruh pada peta konstelasi Capres-Cawapres 2024.
Dinamika dalam tubuh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada akhirnya akan memengaruhi peta politik nasional.
"Mengenai tokoh siapa yang diusung KIB sangat menentukan di dalam proses politik, kenapa kemudian panjang lebar lobi-lobi, ya ada di situ,” tegas Teguh, Rabu (7/12/2022).
KIB terdiri dari Partai Golkar, PPP, dan PAN. Ketiganya sampai saat ini masih solid berkoalisi, dan dikabarkan siap menerima partai baru untuk bergabung.
"Jadi, kalau teori koalisi parpol itu makin besar maka makin besar pula tantangan dan bargaining politiknya,” ujar Teguh.
Menurut Teguh, tidak mungkin sebuah parpol bergabung tanpa ada kepentingan. Sebab, kepentingan ini yang kemudian nanti akan mengemuka.
"Bergabung dalam sebuah proses inisiasi politik bersama atau proses target politik bersama,” ujar Teguh.
Jika koalisi KIB membesar, tentu ada banyak bargaining politiknya. Namun hal lain yang tidak bisa dipungkiri adalah keberadaan sosok yang kuat.
Sosok mana yang dianggap kuat untuk diusung oleh KIB.
“Tentu yang menjadi pertanyaan pokok adalah tentang dua figur dan dukungan parpol dan masyarakat dihitung dari mana, seberapa besar seseorang berpotensi memenangkan pemilihan, angka, proses seperti apa, itu yang menjadi dasar koalisi hitungannya kalah atau menang,” kata Teguh.
KIB sendiri sampai saat ini belum mengusung capres mereka. Satu sosok tokoh yang secara tegas akan maju adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Namun pembicaraan internal masih terus dilakukan.
“Apapun nanti, apakah ada tambah, bergabung, capresnya nanti bagaimana, siapa, itu kami akan berunding dengan KIB, ya. Jadi, segala sesuatu kami akan bicarakan bertiga nantinya," tegas Zulhas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto