Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sejatinya Bisa Penuhi, Impor Baja Indonesia Nyatanya Masih Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya!

Sejatinya Bisa Penuhi, Impor Baja Indonesia Nyatanya Masih Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay

Ia mengatakan kapasitas industri nasional sangat berlebih. Namun, utilitas produksi baja dalam negeri menjadi tidak optimal. "Hal ini disebabkan banyak penggunaan baja konstruksi impor baik berupa bahan baku atau barang jadi dengan harga yang lebih murah," ungkap Kimron.

Hal senada juga disampaikan Anggota DPR RI Komisi VI, Herman Khaeron. Ia menyebut indonesia mampu memproduksi untuk memenuhi kebutuhan baja nasional.

Baca Juga: Tak Diberi Kursi Duet Anies Baswedan, PKS Bisa Hengkang Menuju Prabowo: Mereka Mencari Kepastian...

"Kapasitas optimumnya itu 90%. Dan kita baru bisa mencapai rata-rata 54%. Pada keadaan tersebut berarti Indonesia mengimpor antara 35 sampai 40%. Sesungguhnya produk baja dalam negeri bisa memasok untuk keseluruhan permintaan, baik untuk sektor manufaktur maupun sektor produksi," jelas Herman.

Herman menyebut Krakatau Steel yang merupakan salah satu produsen baja terbesar di Indonesia belum mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang ada dalam negeri.

"Hal ini karena memang ada beberapa teknologi yang tidak bisa dilakukan. Misalkan untuk penyediaan furnished ini murni semuanya adalah impor," ungkapnya.

Untuk diketahui, konsumsi baja per kapita Indonesia saat ini masih kurang dari 70 kg per kapita per tahun, jauh tertinggal dari Korea Selatan 1.076 kg, China  667 kg, Jepang 456 kg, dan Amerika Serikat 291 kg per kapita per tahun. Konsumsi baja Indonesia bahkan tertinggal dibandingkan dengan konsumsi baja per kapita negara tetangga ASEAN, seperti Malaysia 210,5 kg, Thailand 233,3 kg, dan Singapura 273,5 kg per kapita.

Baca Juga: Siap Rebut Pasar Baja Ringan, Produsen Baja Ringan Ini Andalkan Varian Baru

Dari data tersebut, menurut Kimron peluang berkembangnya industri baja nasional masih sangat besar. Sehingga pemerintah saat ini mendorong agar industri baja nasional terutama UMKM dapat terserap oleh kebutuhan dalam negeri.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: