Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pabrik Baru PT Marthys Orthopedic Indonesia Diharapkan Mampu Tekan Serbuan Produk Impor

Pabrik Baru PT Marthys Orthopedic Indonesia Diharapkan Mampu Tekan Serbuan Produk Impor Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Perusahaan manufaktur lokal yang memproduksi berbagai produk implan ortopedi, PT Marthys Orthopedic Indonesia memperluas jaringan produksi dengan membuka pabrik baru di kawasan Prigen, Pasurauan Jawa Timur. Bangunan memiliki luas lahan 7 ribu hektare.

Chief Executive Officer (CEO) PT Marthys Orthopedic Indonesia I Ketut Martiana secara tegas mengatakan, kehadiran pabrik baru implan ortopedi diharapkan mampu memberi kontribusi besar pada alat kesehatan nasional. Saat ini, kata Ketut, pabrik baru ini mampu memproduksi 664 jenis alat kesehatan.

“Saat ini, kami hanya memiliki satu unit mesin asal Jepang saja dengan harga Rp3,6 miliar. Dengan keterbatasan alat, tentunya kami hanya mampu menargetkan 15 persen saja untuk market share-nya. Beda, jika kita memiliki banyak mesin tentunya akan mampu menargetkan lebih 50 persen dari nasional,” kata Ketut yang enggan menyebutkan nilai investasi pembuatan pabrik baru ini.

Baca Juga: Menperin Sebut Industri Manufaktur Berkontribusi Besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Lebih lanjut Ketut mengatakan, saat ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan untuk barang kesehatan, khususnya implan ortopedi. Dengan kerja sama itu, kata Ketut, kebutuhan alat kesehatan yakni, implan ortopedi lokal bisa menekan produk impor.

“Adanya kebijakan Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari pemerintah diharapkan bisa menekan produk impor nantinya,” harap Ketut.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kesehatan RI Bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan, Laksono Trisnantoro mengatakan, pihaknya menyambut baik kehadiran pabrik baru PT Marthys Orthopedic Indonesia yang berada di wilayah Jawa Timur.

“Kami berharap nantinya, alat kesehatan implan ortopedi ini bisa menggunakan produk lokal untuk sejumlah rumah sakit, baik itu pemerintah maupun swasta. Pemerintah terus mendorong para pelaku usaha untuk menggunakan bahan baku lokal. Walaupun saat ini, alat kesehatan implan ortopedi masih menggunakan bahan impor. Lambat laun pemerintah akan menekan bahan baku impor nantinya,” ujar Laksono di Pasuruan kemarin.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Produksi dan Distibusi Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Sodikin Sadek. Menurutnya, kebijakan dari pemerintah uang hasil dari pajak, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan (APBN), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) harus digunakan untuk industri dalam negeri, salah satunya perlengkapan kesehatan implan ortopedi ini.

“Kebutuhanan alat kesehatan secara nasional cukup banyak. Untuk itu, pemerintah terus menekan pelaku industri untuk menggunakan bahan laku lokal. Kami mengakui bahan baku implan ortopedi yang menggunkan bahan baku titanium masih menggunkan 95 persen masih impor. Saat ini pula, pemerintah sedang melakukan secara hulu-hilir penelitian khusus untuk bahan baku jenis stainless steel pada alat kesehatan seperti implan ortopedi ini,” jelas Sodikin Sadek.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasia Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) Imam Subagya mengatakan, kehadiran alat kesehatan implan ortopedi di Jawa Timur merupakan bukti nyata bahwa produk lokal bisa bersaing.

Namun, Imam Subagya menekankan agar pemerintah lebih memperhatikan pelaku bisnis, khususnya alat kesehatan, untuk memberi dukungan penuh guna meningkatkan produknya.

“Kami menyambut baik dengan kehadiran pabrik baru ini dan berharap bisa bersaingan dengan produk impor. Perlu diketahui, untuk nilai investasi lat kesehatan cukup besar diperkiranakan membutuhkan anggaran Rp20-Rp200 miliar. Namun saat ini, pemerintah minim sekali perhatiannnya pada sektor ini. Padahal pemerintah sendiri telah memberi kebijakan agar lebih banyak menggunakan produk dalam negeri. Untuk itu, kami berharap pemerintah juga memberi perhatian pada sektor ini,” harap Imam Subagya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: