Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia dirasa akan menghadapi tantangan yang kompleks, salah satunya adalah masih mahalnya energi tersebut.
Sebagai perusahaan penyedia listrik di Indonesia PT PLN (Persero) menilai besarnya biaya dipengaruhi oleh bauran EBT yang masih rendah di Indonesia dari sisi suplai, sedangkan permintaan masih minim.
"Untuk memastikan bahwa supply and demand ini cukup, bahwa kita paham bahwasannya energi renewable ini sangat mahal," ujar Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lukmaso dalam diskusi virtual, Selasa (13/12/2022).
Adi memastikan dari sisi demand atau permintaan, perusahaan tengah mendorong dengan membudayakan electric vehicle (kendaraan listrik).
"Itu kita dorong semuanya untuk meningkatkan kebutuhan kita, penggunaan energi ini," ujarnya.
Ia berharap dengan meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, biaya yang dikeluarkan per orangnya akan semakin murah.
Selain itu, Adi juga mendorong semakin luasnya instalasi panel surya atau solar panel di lingkungan masyarakat.
"Lalu juga masalah roof top solar (panel), kita juga dorong ke sana bagaimana roof top (solar panel) juga berkontribusi untuk mengurangi emisi dan meningkatkan keandalan kita dari sisi suplai energinya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti