Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendadak Maju ke Garis Depan, Aksi Menhan Rusia Bikin Para Komandan Kaget karena...

Mendadak Maju ke Garis Depan, Aksi Menhan Rusia Bikin Para Komandan Kaget karena... Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Kremlin/Mikhail Metzel
Warta Ekonomi, Moskow -

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu telah mengunjungi pasukan yang terlibat dalam operasi militer Moskow di Ukraina, kata Kementerian Pertahanan pada Minggu (18/12/2022).

Shoigu melakukan inspeksi udara terhadap posisi depan militer Rusia dan bertemu dengan pasukan di distrik militer selatan.

Baca Juga: Bongkar Misteri Horor Pasukan Ukraina, Ajudan Zelensky: Mereka Coba Bunuh Panglima Militer Rusia

"Terima kasih ... untuk pelaksanaan tugas tempur mereka yang patut dicontoh," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Di markas pertempuran, Shoigu mendengar laporan dari para komandan tentang situasi militer saat ini di lapangan, dengan perhatian khusus diberikan pada pengorganisasian perbekalan lengkap untuk pasukan, akomodasi yang disediakan bagi mereka di lapangan, dan operasi unit medis dan belakang, menurut pernyataan tersebut.

Kementerian tidak mengatakan secara pasti kapan atau di mana kunjungan itu terjadi, tetapi menerbitkan klip helikopter Shoigu yang melintas dan pandangan udara dari beberapa benteng Rusia.

Pada Jumat (17/12/2022), Shoigu termasuk di antara sejumlah pejabat tinggi militer negara itu yang mengadakan pertemuan dengan Vladimir Putin.

Menteri, bersama dengan orang-orang seperti Kepala Staf Umum Valery Gerasimov dan komandan pasukan Rusia di Ukraina Sergey Surovikin, memberi tahu presiden tentang kemajuan yang dicapai dalam kampanye di negara tetangga.

Pertemuan itu menyusul peringatan Putin pekan lalu bahwa operasi militer di Ukraina "mungkin merupakan proses yang panjang."

Namun, kepala negara menunjukkan bahwa Moskow telah mendapatkan beberapa keuntungan besar dalam kampanye tersebut, merujuk pada Republik Rakyat Donetsk dan Lugnask, dan wilayah Zaporozhye dan Kherson, yang menjadi bagian dari Rusia pada musim gugur sebagai hasil dari referendum.

Ukraina dan pendukung Baratnya mengutuk pemungutan suara itu sebagai tidak sah.

Putin bersikeras bahwa Rusia tidak punya pilihan lain selain mengirim pasukannya ke Ukraina pada akhir Februari karena republik Donbass membutuhkan perlindungan dari Kiev.

Dia juga mengatakan bahwa konflik saat ini sebenarnya dimulai pada tahun 2014 ketika AS mendukung kudeta nasionalis, menggulingkan presiden Ukraina yang terpilih secara demokratis, Viktor Yanukovich.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: