Sebagai pembuka pada sesi Women in Tech, moderator menyampaikan stigma yang telah terbentuk bahwa perempuan jangan belajar di bidang teknik karena bidang itu diisi oleh sebagian besar laki-laki dengan menanyakan pendapat mengenai hal itu kepada setiap narasumber.
Co-Founder & CPO generationgirl.org, Tania Soerianto menuturkan bahwa kehadiran Women in Tech kini sudah menjadi sesuatu yang normal dan lazim.
Women in Tech adalah perempuan-perempuan yang berani mendobrak the stereotype bahwa a tech itu being a male dominated industry, dan perempuan yang berani berinovasi.
Sementara itu Software engineer Quinyx Fatma Janna menggarisbawahi besarnya peluang bagi perempuan untuk berkarir di bidang teknologi.
Women in Tech merupakan perkumpulan orang yang jelas perempuan yang bekerja di bidang teknik industri role-nya bisa macam-macam, mulai dari software engineer, UI/UX, AI Research Engineer, hingga founder, hal tersebut menjadi peluang yang baik bagi para perempuan yang bekerja di bidang teknik industri.
Community Manager GDG Jakarta, Putranto Adhi Nugroho, menuturkan optimismenya bahwa gelaran Devfest Jakarta 2022 bisa menghadirkan lebih banyak developer perempuan.
Melalui gelaran ini pihaknya mencoba menghadirkan lebih banyak developer yang andal untuk menjawab kebutuhan industri teknologi tanah air. Selain itu, kami berharap bisa menghadirkan lebih banyak developer perempuan yang bisa juga berkontribusi banyak di dunia teknologi Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: