Dituding Bakal Jadi ‘Biang Kerok’ Polarisasi di Indonesia Jika Terpilih, Anies Baswedan Jawab Santai: Masa Tidak Boleh Beda Pendapat?
Bakal calon presiden (bacapres) partai Nasdem, Anies Baswedan menjawab tudingan dirinya bisa menjadi ‘biang kerok’ polarisasi politik di Indonesia.
Menurut Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, polarisasi ternyata biasa saja. Menurut dia pula, di iklim demokrasi seperti sekarang ini terjadi pengelompokan atas perbedaan pendapat itu sesuatu yang biasa.
"Apa kita tidak boleh beda pendapat? Biasa saja. Yang penting selesai pertandingan lepas itu seragam. Menurut saya ini bagian dari kita belajar berdemokrasi. Polarisasi itu beda dengan perpecahan," katanya seperti dikutip dari Channel R66 Newlitics, Selasa (20/12/2022).
Baca Juga: Gerindra Harap Bersabar, Elektabilitas Prabowo Subianto Berhasil ‘Dilangkahi’ Anies Baswedan
Ia lantas menjelaskan tahapan perpecahan. Mulai dari polarisasi, friksi, konflik, lalu perpecahan. Masyarakat, kata dia, sering beranggapan kalau polarisasi itu sama dengan berpecahan.Padahal, kata dia, dua hal itu jelas berbeda.
"Kita itu sering merasa polarisasi berarti pecah. Padahal endak. Kelola dengan baik," katanya menambahkan.
Ia lantas mengambil contoh hasil sebuah studi yang dilakukan Nanyang Technology University yang menguji apakah di Jakarta terjadi polarisasi atau terjadi kohesivitas. Kesimpulannya, Ia menambahkan, di Jakarta tidak terjadi polarisasi.
"Masyarakat Jakarta tidak mengalami polarisasi. Yang terjadi polarisasi itu sosmed (sosial media). Tapi sosmed akan selalu terpolarisasi wong di situ pandangan-pandangan ekstrem terus yang ada," katanya menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty