Kredit Foto: Perindo
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga meragukan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Desember 2022 yang memperlihatkan peningkatan elektabilitas (4,6 persen) Perindo dan menyalip parpol parlemen seperti Nadem, PAN, dan PPP.
"Hasil tersebut tentu mengejutkan, karena selama ini elektabilitas Perindo hanya dibawah 3 persen," kata Jamil.
"Namun demikian, hasil survei itu memang layak dipertanyakan. Sebab, hasil survei dari beberapa lembaga survei yang kredibel, elektabilitas Perindo pada umumnya rendah," tambahnya.
Menurut Jamil melihat hasil survei layak dipercaya atau tidak dapat dilihat dari dua hal. Pertama, instrumentasi (alat ukur) yang digunakan dalam survei. Kalau instrumentnya valid dan reliabel, maka hasilnya layak dipercaya.
"Terkait hal itu, lembaga survei tidak menjelaskan ke publik validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan. Karena itu, khalayak sulit untuk menilai keabsahan hasil penelitian yang di publis," tambahnya.
Jamil menilai seharusnya sampel yang diteliti representatif dan presisi tinggi. Tapi ini juga tidak dijelaskan dengan gamblang ke publik.
"Karena itu, sulit memastikan apakah hasil survei yang dilakukan layak digenerasikan ke pemilih di Indonesia.
"Hanya saja, pada umumnya survei di Indonesia menggunakan kisaran 1200 sampel. Dengan sampel tersebut, hampir semua hasil survei di generalisasikan. Namun kerap tidak dijelaskan generalisasi pada batas katakteristik apa saja," tutupnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: