Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bauran Energi Fosil Masih Lebih Besar, Ini Strategi Kementerian ESDM Capai Target NZE

Bauran Energi Fosil Masih Lebih Besar, Ini Strategi Kementerian ESDM Capai Target NZE Kredit Foto: Unsplash/Carles Rabada
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masih besarnya sumbangan energi fosil dalam ketenagalistrikan di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menekanya agar dapat mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, masih optimis NZE akan tercapai meskipun banyak tantangan yang harus di hadapi. 

Tantangan yang terjadi saat ini adalah over supply listrik yang tengah dihadapi oleh PT PLN. Kejadian tersebut menjadi dilema untuk dapat terus mengembangkan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). 

Baca Juga: Bauran EBT Indonesia Masih Kecil, Ini Alasan Kementerian ESDM

"Bagaimana caranya sekarang memang listik PLN kan sedang over supply jadi kalau bicara over supply itu gimana saya bisa nambah yang ini pun masih ada. tapi kan kita harus mikir bagaimana caranya agar ini bisa masuk EBT-nya," ujar Dadan dikutip dari laman YouTube SKK Migas, Kamis (22/12/2022). 

Dadan mengatakan, untuk dapat mencapai bauran energi hijau dengan tepat waktunya makan pihaknya saat ini tengah mendorong kepada PLTU milik PLN agar dapat melaksanakan co-firing. 

Dengan kata lain, kapasitas PLTU tidak bertambah karena sudah ada kebijakan untuk tidak boleh untuk membangun PLTU baru tetapi di dorong dengan jumlah EBT yang terus bertmbah di semua pembangkit PLTU. 

"52 pembangkit PLN sudah bergerak ke sana, beberapa ada yng nyampur 5 persen beberapa ada yang nyampur 1 persen tapi secara teknis sampai 15-20 persen tergantung jenis boilernya ini bisa, jadi ini menjadi salah satu yang utama untuk meningkatkan pemanfaatan ebt secara cepat," ujarnya. 

Lanjutnya, Kementrian juga telah memangkas dari sisi hulu dengan cara mengurangi produksinya. 

"Kita masuk kita lihat aset-aset yang secara umur barangkali sudah tua pltunya kemudian secara kinerja mengeluarkan emisi yang tinggi, kemudian secara aset sudah tua mala secara nilaipun artinya sudah kecil, kita minta istirahat gantian dengan yang baru," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: