Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ingin Cetak 23 Juta Penghapal Alquran, SIDAQ dan DeEP-F Gulirkan Program Infaq Cetak Huffadz

Ingin Cetak 23 Juta Penghapal Alquran, SIDAQ dan DeEP-F Gulirkan Program Infaq Cetak Huffadz Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Surgakan Indonesia dengan Al-Qur'an (SIDAQ) dan Dewa Eka Prayoga Foundation (DeEP-F) menggulirkan program Infaq Cetak Huffadz (ICH) dengan target mencetak 23 juta penghafal Alquran selama 13 tahun.

Founder SIDAQ yang juga Pengasuh Masjid Ismuhu Yahya, Adi Pratama Larisindo mengatakan, SIDAQ merupakan gerakan Surgakan Indonesia dengan Al-Qur'an. Lewat gerakan tersebut, sekitar 10 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 229 juta jiwa akan mencetak sekitar 23 Juta penghapal Alquran.

"Kita menghidupkan hadits-nya Rasulullah SAW. Ketika 23 juta kali 10, itu 230 juta. Insya Allah menjadi jalan Indonesia bisa masuk surga," kata Adi usai soft launching program ICH di Kota Bandung, Jumat (23/11/2022).

Baca Juga: 689.710 Warga Jawa Tengah Miskin Ekstrem, Gus Umar Sindir Ganjar: Gubernurnya Cuma Bisa Main Medsos

ICH merupakan program turunan dari gerakan Surgakan Indonesia dengan Al-Qur'an. Hadirnya program ini membuka kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan pahala belajar dan mengajarkan Alquran.

"Yang punya kemampuan adik-adik kita fokus belajar saja. Yang punya dititipkan Allah rezeki, mereka menjadi bagian untuk membersamai," ujarnya.

Adapun kelebihan dari program ICH adalah setiap anak penghapal Alquran akan mendapatkan manfaat sekitar Rp3 juta. Angka itu bisa dikumpulkan dari kontribusi setiap donatur sebesar Rp100.000 per bulan selama tiga tahun.

Secara tidak langsung, keuntungan yang didapatkan dari orang-orang yang berkontribusi adalah dia sedang menolong agama Allah. Ketika menolong agama Allah, maka Allah akan menolong dia. Hal itu sejalan dengan Surat Muhammad ayat 7.

Selain itu, sesuai janji Allah SWT dalam Alquran surat At-Taubah ayat 99 yang berbunyi barang siapa yang berinfaq, maka mendapatkan dua hadiah. Hadiah pertama dari Allah dan yang kedua dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

"Seluruh amalan perbuatan kita di dunia ini terputus kecuali tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh. Nah, akhirnya program ini bisa menjadi jalan bagi setiap orang mendapatkan pahala nomor satu, sedekah jariyah, dan nomor tiga doa dari anak saleh," jelasnya.

Adi mengungkapkan donatur yang berkontribusi dalam program ICH akan masuk dalam ekosistem di mana mereka akan bergabung dalam satu grup WhatsApp dan setiap harinya bakal mendapatkan laporan dari anak-anak penghapal Alquran yang diasuh.

"Anak-anak ini setiap hari ada laporannya dan nanti bisa minta doa dan mendoakan orang lain," katanya.

Proses pembentukan 23 juta penghapal Alquran ditargetkan akan lahir di Indonesia selama 13 tahun. Hal itu pun sesuai dengan sirah Rasulullah yakni 13 tahun membangun peradaban di Mekkah.

Setelah lahir para penghapal Alquran, maka 10 tahun berikutnya adalah fase panen keemasan di mana Indonesia akan memiliki pemimpin, kontraktor, dokter, hingga profesional yang berlandaskan Alquran.

"Sehingga mereka ngambil keputusan-keputusan takutnya sama Allah, bukan takut dengan hukum yang ada," ujarnya.

Sementara itu, Co-Founder DeEP-F, Rendy Saputra menilai program ICH dari SIDAQ ini unik. Pasalnya, donasi yang diserahkan jelas peruntukannya dan ada laporan yang berkesinambungan.

"Sekarang sudah 1.800 donatur bulan ini, 65 santri di jalur kita," kata Rendy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: