Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ogah Disalahkan, Jokowi Berani Nggak Lakukan Ini? Refly Harun: Itu Baru Jempol... Mudah Kan?

Ogah Disalahkan, Jokowi Berani Nggak Lakukan Ini? Refly Harun: Itu Baru Jempol... Mudah Kan? Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Merespons kegundahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Refly Harun memberikan saran. Saran yang disampaikan Ahli Hukum Tata Negara tersebut berhubungan dengan kekhawatiran Jokowi yang mengaku disalahkan soal partai yang tidak lolos verfikasi faktual KPU.

Bukan hanya itu, Jokowi juga mengaku takut akan kembali dituding bersalah apabila ada koalisi yang gagal terbentuk atau kandidat capres yang batal maju.

Baca Juga: Megawati Vs SBY Nggak Seberapa, Surya Paloh Vs Jokowi Bisa Lebih Parah! Eks Elite NasDem: Pertarungan Ini Akan Panjang!

"Yang paling enak tuh memang mengambinghitamkan, menuduh, presiden, Istana, Jokowi. Paling enak itu," kata Jokowi di HUT ke-16 Partai Hanura, Rabu (21/12/2022).

Sebagaimana dikutip dari kanal YouTube-nya, lewat podcast yang diunggah hari Sabtu (24/12), Refly membeberkan satu cara mudah supaya Jokowi tidak terus-menerus disalahkan untuk berbagai dinamika politik yang terjadi di Tanah Air.

"Jadi kalau Presiden Jokowi mengatakan dia nggak ada urusan dengan koalisi antarparpol, tidak ada urusan siapa capres-mencapres, dan tidak mau disalahkan kalau ada capres yang gagal, hal yang paling mudah dan gampang adalah keluarkan Perppu mengenai penghapusan presidential threshold," tegas Refly, dikutip pada Minggu (25/12/2022).

Topik presidential threshold memang sangat sering dibahas Refly. Pihaknya adalah kubu yang kontra dengan penetapan presidential threshold 20 persen alias koalisi partai politik dengan jumlah kursi mencapai minimal 20 persen lah yang bisa mengajukan calon presiden.

Dengan peraturan tersebut, hanya PDIP yang bisa mengajukan capresnya sendiri. Lalu sejauh ini sudah ada gerakan pembentukan sejumlah koalisi, seperti Partai Gerindra dan PKB; lalu Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri atas Partai Golkar, PAN, dan PPP; serta yang terakhir Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan.

"(Dengan penghapusan presidential threshold) Maka semua orang bisa nyalon," ucap Refly. "Minimal ada 17 slot yang bisa dipakai, walaupun barangkali ada 1-2 partai berkoalisi, itu soal lain."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: