Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rakyat Lagi Susah Tapi Mark Up Proyek IKN Jokowi Capai Rp100 Triliun, Sentilan Rizal Ramli: Masa Mau Nambah Lagi? Gila Amat

Rakyat Lagi Susah Tapi Mark Up Proyek IKN Jokowi Capai Rp100 Triliun, Sentilan Rizal Ramli: Masa Mau Nambah Lagi? Gila Amat Rizal Ramli, Ekonom Senior. FOTO: SUFRI Yuliardi | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom senior Rizal Ramli meyakini isu wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) 3 periode terkait dengan proyek-proyek infrastruktur, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Hal ini diungkapkannya dalam perbincangan bersama ahli hukum tata negara Refly Harun dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Ada Korupsi dalam Proyek IKN: Gila, Markup Bisa Sampai Rp100 Triliun!

"Isu-isu yang lebih spesifik seperti perpindahan ibu kota negara, kemudian proyek-proyek infrastruktur, kemudian barangkali 'proyek-proyek Covid' dan sebagainya. Apakah itu juga bagian dari motivasi untuk memperpanjang masa jabatan karena kuenya kan tetap belum habis dibagi-bagi?" tanya Refly, dikutip dari kanal YouTube-nya, Selasa (27/12/2022).

Rizal lalu menjelaskan masalah tersebut dari sudut pandangnya. Cukup ngeri-ngeri sedap, Rizal rupanya membahas soal dugaan mark up anggaran pembangunan IKN Nusantara yang mencapai ratusan triliun.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Ada Dewan Kudeta Konstitusi Pendorong Jokowi 3 Periode, Hensat: Mudah-mudahan Gak Ada!

"Memang untuk ibu kota baru mereka sudah anggarin buat 2 tahun yang akan datang nyaris Rp500 triliun. Kalau proyek infrastruktur itu minimal mark up-nya kan 20 persen, itu aja udah Rp100 triliun kok," terang Rizal.

"Bakal jadi bancakan buat dua tahun yang akan datang, masa mau nambah lagi? Gila amat gitu lho. Padahal rakyat kita hampir semuanya lagi susah," imbuhnya.

Karena itulah, mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman tersebut mendorong agar pemilihan umum dipercepat. Pasalnya pemerintahan yang membiarkan korupsi merajalela dan membiarkan masyarakat hidup dalam kesengsaraan tidak sepatutnya diperpanjang.

"Logika itu justru harus dibalik. Pemerintah yang nggak becus, yang membiarkan korupsi terjadi secara masif dan KKN secara masif, yang bikin rakyat hidupnya susah, itu justru harus dipercepat," tutur Rizal.

Baca Juga: Rizal Ramli Bongkar Dewan Kudeta Konstitusi, Hensat Respons Keras: Yang Kalian Lakukan Itu... Jahat!

"(Segera) diselesaikan, bukan diperpanjang. Logikanya saja logika ngawur!" tegasnya, lalu mencontohkan sikap kenegarawanan Presiden ke-3 BJ Habibie.

"Setelah Pak Harto jatuh, terpilih Pak Habibie. Pak Habibie merasa bahwa legitimasi dia belum kuat, apalagi pada waktu itu banyak kalangan yang protes, ya sudah, diadakan Pemilu dipercepat tahun 1999, dua tahun kemudian," jelas Rizal.

Baca Juga: Bocorkan Pertemuan Dewan Kudeta Konstitusi, Rizal Ramli Sebut Orkes Siap Dimainkan: Bandar Siap Bayar!

"Ternyata, istilahnya dukungan terhadap Pak Habibie jauh berkurang, tapi beliau hebat, beliau negarawan, Pak Habibie memutuskan tidak maju lagi di Pemilihan Presiden di MPR," lanjutnya.

Karena itulah, kembali Rizal mendorong untuk pemilu dipercepat, apalagi di negara dengan sistem parlementer yang begitu korup dan membiarkan masyarakat hidup dalam kesengsaraan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: