Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diversifikasi Bisnis, Fujifilm Hadirkan Teknologi AI pada Industri Kesehatan

Diversifikasi Bisnis, Fujifilm Hadirkan Teknologi AI pada Industri Kesehatan Kredit Foto: Fujifilm Indonesia

Teknologi Mamografi

Layanan dan peralatan medis yang memadukan teknologi canggih saat ini sudah jadi portofolio utama dalam transformasi bisnis Fujifilm. Juli 2019 lalu, Fujifilm meluncurkan sistem perangkat lunak medis di Jepang. Platform ini mempelajari pengetahuan dokter berpengalaman mengenai diagnosa gambar menggunakan teknologi AI.

Dengan keahlian dan kecanggihan yang dimilikinya, Fujifilm juga mengembangkan seri Picture, Archiving and Communication System (PACS) sebuah sistem AI yang mampu mengelola dan menyimpan data gambar di rumah sakit di seluruh dunia.

Sejak diluncurkan pada 1999, setidaknya sistem AI ini telah digunakan pada 5.500 fasilitas kesehatan di seluruh dunia. Melalui pengalaman lebih dari 20 tahun, manajemen gambar dan teknologi pemrosesan sistem AI inilah yang akan digunakan dalam pengembangan teknologi AI Fujifilm ke depan.

Melalui sistem AI, Yamamoto mengatakan para ahli perseroan menganalisa data gambar berkualitas tinggi yang dimiliki Fujifilm sebagai bahan pembelajaran mendalam guna menghasilkan inovasi-inovasi lain yang terkait teknologi AI dan kesempurnaan pencitraan/gambar.

Ia juga menegaskan, salah satu yang menjadi perhatian Fujifilm di dunia kesehatan adalah bagaimana pasien bisa mendapatkan penanganan medis secara cepat, terutama dari hasil pembacaan diagnosis gambar x-ray, seperti hasil foto thorax atau mamografi. Salah satu alat canggih yang juga diproduksi Fujifilm adalah mamografi beresolusi tinggi.

Teknologi mamografi atau pemeriksaan sinar-X yang dikembangkan Fujifilm, merupakan salah satu tindak nyata dalam langkah Never Stop Innovating, sebuah kampanye yang kerap digaungkan oleh Fujifilm dalam berkarya.

Kita tahu, kanker payudara merupakan tumor ganas nomor satu yang menjadi momok bagi kaum perempuan di seluruh dunia. Karena itu, deteksi dini kanker payudara akan berdampak signifikan terhadap tingkat harapan hidup dan kualitas hidup mereka yang menjalani mamografi. Biasanya untuk mendeteksi kanker payudara, dokter atau ahli onkologi akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan x-ray agar dokter dapat melakukan tindakan yang diperlukan secara optimal.

Hal itu dialami Anjani, seorang spesialis konten media sosial, seorang pasien yang didiagnosa menderita kanker payudara. Awalnya, Anjani merasakan ada yang aneh di payudara kanannya, awal tahun 2021 lalu. Anjani sempat merasa tidak ambil pusing. Hasil tes mamografi yang tiap tahun dia lakukan selalu menunjukkan hasil negatif. Namun diakuinya, sepanjang tahun 2020 dia tidak melaksanakan tes mamografi karena terkendala pandemi Covid-19.

Namun, lama kelamaan ia merasa ragu dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter onkologi. Dari dokter onkologi tersebut, dirinya diwajibkan menjalani tes mamografi untuk melihat gambaran kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya apakah tergolong jinak atau ganas.

Setelah tes mamografi dilakukan, diketahui bahwa benjolan di payudaranya tergolong ganas dan harus dilakukan treatment medis yang lebih intens oleh dokter bedah onkologi, yakni operasi pengangkatan (mastektomi) pada payudara kanannya.

Dari pengalaman Anjani di atas, hasil tes mamografi yang akurat tentang penggambaran sel- sel ganas yang ada dalam tubuh, akan mampu menentukan ‘kehidupan kedua’ seorang penderita kanker payudara paska operasi. Karena dari hasil tes mamografi itulah, dokter akan bisa menentukan tindakan medis selanjutnya yang perlu diambil sebelum semuanya terlambat.

Di sinilah teknologi mamografi Fujifilm berperan. Teknologi mamografi ini diakui berkontribusi dalam deteksi dini kanker payudara. Dengan teknologi mamografi ini, tenaga profesional atau ahli medis akan terbantu dalam deteksi dini kelainan pada tubuh pasien. Tidak hanya itu, pasien akan sangat terbantu untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan akurat terkait penyakit yang dideritanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: