Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Inggris, Pembangkit Nuklir Bakal Ditutup Gara-gara Hal Ini

Di Inggris, Pembangkit Nuklir Bakal Ditutup Gara-gara Hal Ini Kredit Foto: Reuters/Ints Kalnins
Warta Ekonomi, London -

Dua pembangkit listrik tenaga nuklir di Inggris berisiko ditutup tahun depan sebagai akibat dari pajak rejeki yang disetujui oleh otoritas Inggris, The Sunday Telegraph melaporkan pada Minggu (31/12/2022), mengutip operator jaringan Prancis Electricite de France (EDF), yang menjalankan stasiun tersebut.

EDF, yang memiliki kelima pembangkit nuklir yang melayani di Inggris mengatakan bahwa pungutan baru, yang mulai berlaku pada 1 Januari, akan mempersulit operator untuk menjalankan stasiun Heysham 1 dan Hartlepool yang sudah tua.

Baca Juga: Titah Raja Charles III Ngeri, Adiknya Sendiri Diminta Angkat Kaki dari Kerajaan Inggris

Otoritas Inggris memperkenalkan Retribusi Harga Energi awal tahun ini dan kemudian memperluasnya pada bulan November dalam upaya untuk mengisi kembali anggaran negara, yang telah terkuras dengan mensubsidi tagihan gas alam yang meroket sejak London bergabung dengan sanksi terkait Ukraina.

Pajak rejeki nomplok atas generator minyak dan gas dinaikkan dari 25% menjadi 35%, memberlakukan tarif pajak keseluruhan sebesar 75% atas keuntungan dari operasi Inggris.

Langkah tersebut menempatkan pajak 45% pada setiap pendapatan dari daya rendah karbon yang dijual dengan harga lebih dari £75 ($91) per megawatt jam mulai tahun 2023.

“Kami menerima pasti ada kebutuhan untuk pungutan semacam itu --Anda harus memutuskan hubungan antara harga gas yang sangat tinggi dan dampaknya terhadap harga listrik,” Rachael Glaving, direktur komersial pembangkit di EDF UK, mengatakan kepada koran.

“Tapi tentu saja itu akan menjadi faktor dalam kasus bisnis perpanjangan hidup dan kita harus mempertimbangkannya [pajak rejeki]. Itu tidak akan membuatnya lebih mudah.”

Dia menekankan bahwa retribusi akan merusak kasus bisnis fasilitas pada saat inflasi sudah mendorong biaya lainnya.

Heysham 1 dan Hartlepool memasok lebih dari dua gigawatt listrik ke jaringan, menyediakan daya yang cukup untuk empat juta rumah tangga setiap tahunnya, dan hampir 4% daya yang digunakan Inggris selama puncak musim dingin tertinggi.

Berdasarkan rencana awal, kedua pembangkit listrik tersebut akan ditutup pada Maret 2024, tetapi pemilik mempertimbangkan untuk memperpanjang masa operasi untuk “jangka pendek” di tengah krisis energi skala besar yang melanda Eropa Barat selama beberapa tahun terakhir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: