Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panjang Dah Urusan... Tendang Pasukan Surya Paloh dari Kabinet Gegara Anies Baswedan, Jokowi Disebut Serius Tabuh Genderang 'Perang!'

Panjang Dah Urusan... Tendang Pasukan Surya Paloh dari Kabinet Gegara Anies Baswedan, Jokowi Disebut Serius Tabuh Genderang 'Perang!' Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019). Kunjungan Anies Baswedan tersebut untuk menghadiri undangan makan siang dari Surya Paloh serta membicarakan pembangunan Provinsi DKI Jakarta. | Kredit Foto: Antara/Fauzi Lamboka
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memanasnya hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh imbas deklarasi Anies Baswedan diprediksi akan berujung pada ditendangnya menteri NasDem dari kabinet Jokowi. Paling tidak, PDIP sudah terus bersuara agar menteri NasDem dievaluasi.

Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun menilai jika Jokowi melakukan reshuffle hanya karena NasDem deklarasikan Anies Baswedan jadi capres, maka sama saja Jokowi menyatakan “perang”.

Baca Juga: Sudah Keliling Bersama Tapi Suara Pemilih Anies Baswedan Malah Banyak ke PKS dan Demokrat, Surya Paloh dan NasDem Apes?

“Kalau misalnya NasDem ditendang karena capreskan Anies maka betul-betul Presiden Jokowi menabuh genderang perang. Artinya No negotiation anymore terhadap NasDem yang mendukung Anies dan ini menjadikan Anies ditempatkan bersebrangan dengan Presiden Jokowi,” ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Senin (2/1/23).

Refly menegaskan bahwa Reshuffle adalah hak prerogatif seorang presiden, namun jika dengan alasan beda pilihan politik NasDem ditendang, maka Jokowi tidak mencerminkan sikap seorang negarawan.

Baca Juga: Amien Rais Bangkit Lewat Partai Ummat, PAN Disebut Sedang Menggali 'Kuburannya' Sendiri! Refly Harun: Sangat Egois!

Sebagai pemegang kuasa tertinggi, Jokowi menurut Refly diharapkan netral dalam Pemilu 2024 dan tak condong ke salah satu calon.

“Dari awal saya katakan hendaknya Presiden menjadi negarawan, netral dalam pilpres termasuk pemilu dan buat legacy warisan yang baik untuk mengakhiri masa jabatan,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: