Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Enggak Pakai Diskriminasi, Anwar Ibrahim Bakal Terapkan Kebijakan Ini di Malaysia

Enggak Pakai Diskriminasi, Anwar Ibrahim Bakal Terapkan Kebijakan Ini di Malaysia Kredit Foto: Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Keputusan pemerintah Malaysia untuk memperketat kontrol perbatasan di tengah kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 tidak dimaksudkan untuk mendiskriminasi negara mana pun, kata Perdana Menteri Anwar Ibrahim, Rabu (4/1/2023).

Dalam jumpa pers usai rapat kabinet mingguan, ia juga mengatakan kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama pemerintah dan tidak akan tergantikan oleh pariwisata atau pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Sepakat! Indonesia dan Malaysia Bakal Perkuat Kerja Sama Ekonomi Lewat Perdagangan dan Investasi

“Kami telah mengambil sikap untuk tidak mendiskriminasi negara mana pun karena jika kami melihat tingkat infeksi yang dikatakan tentang China, kami tahu bahwa jumlah kematian di Amerika Serikat karena Covid-19 tinggi, dan negara lain juga.

“Kami mengambil langkah-langkah ini untuk menyelamatkan warga kami. Siapa pun yang masuk harus diawasi dan tunduk pada ketentuan yang sama,” kata perdana menteri.

Ada kekhawatiran di Malaysia atas perkiraan masuknya wisatawan China mulai akhir pekan ini.

Anwar mengatakan bahwa ada 336.000 pengunjung dari China tahun lalu, dengan mayoritas adalah wisatawan.

Dia mengatakan, pada bulan Desember tahun lalu, ada 53.000 pendatang dari China.

“Tidak ada lonjakan infeksi yang dapat dikaitkan dengan negara mana pun. Ini tidak berarti kami mengendurkan aturan untuk negara mana pun, termasuk China. Kami harus memantau sesuai dengan itu,” katanya.

“Kami tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan hanya karena banyaknya laporan. Jika kita melihat situasi global secara keseluruhan, masalahnya lebih kompleks,” imbuhnya.

Di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kasus Covid-19 di China, Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan pada 30 Desember bahwa semua pengunjung yang memasuki Malaysia harus menjalani pemeriksaan suhu untuk demam.

Mereka yang ditemukan mengalami demam, bergejala atau telah menyatakan sendiri gejalanya kemudian akan dikirim ke pusat karantina atau ke otoritas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Selain itu, mereka yang pernah ke China dalam 14 hari terakhir setelah kedatangan mereka di negara tersebut harus menjalani tes RTK-Ag (tes antigen cepat).

Sampel ini kemudian akan dikirim untuk pengujian genom jika ditemukan positif Covid-19.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: