Wangi Lavender dan Ruangan Remang-remang Bisa Pulihkan Para Tentara Ukraina
Perang selama 10 bulan tanpa henti, mendorong seorang komandan lokal mengubah Sanatorium di era Uni Soviet menjadi pusat pemulihan bagi prajurit untuk mengobati penyakit mental dan fisik. Itu dilakukan sebelum kembali bertugas di garis depan.
Seperti dikutip dari Associated Press (AP), para pria duduk di kursi nyaman dengan ruangan redup wangi lavender dan pohon pinus. Mereka menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata dan mendengarkan musik meditasi.
Baca Juga: Sebentar Lagi Tank Ringan Prancis Tiba di Ukraina, Pertama Sejak Era Soviet
Namun, kegiatan itu bukan dilakukan kaum Adam yang sedang mendapatkan perawatan di spa. Mereka adalah para prajurit Ukraina yang sedang beristirahat di pusat rehabilitasi di wilayah Kharkiv. Mereka memulihkan tubuh dan pikiran sejenak sebelum kembali ke garis perang antara Rusia dan Ukraina.
Perang yang dimulai sejak 24 Februari 2022 itu, belum menunjukkan tanda bakal berhenti. Mereka yang menjadi tentara tidak semuanya dari latar belakang militer. Ada juga warga sipil yang mau menjadi relawan demi membela tanah air. Alhasil, perang yang sudah 10 bulan ini membuat hati dan pikiran lelah.
Suasana itu sangat disadari Letnan Kolonel Oleksander Vasylkovskyi, yang menjadi komandan di Kharkiv. Dia lantas memanfaatkan Sanatorium era Soviet menjadi pusat pemulihan bagi prajurit untuk mengobati penyakit mental dan fisik.
“Rehabilitasi ini membantu para prajurit, setidaknya selama seminggu untuk memulihkan diri,” kata Vasylkovskyi, Letnan Kolonel di Angkatan Bersenjata Ukraina.
Vasylkovskyi ingat bagaimana para tentara menderita dalam diam setelah pulang dari pertempuran melawan Rusia di Donbass, timur Ukraina pada 2014. Tingkat bunuh diri di antara para veteran juga semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Termasuk banyak kasus gangguan stres, pasca trauma yang tidak diobati.
Dia berharap, pusat rehabilitasi itu dapat meningkatkan kesadaran akan perlunya perawatan kesehatan mental dan mencegah kasus bunuh diri di masa depan.
Di tempat itu, para prajurit ditawari berbagai perawatan: terapi akuatik di kolam air panas untuk menyembuhkan nyeri otot; terapi lampu merah untuk meningkatkan sirkulasi jantung dan darah, ruang garam untuk pernapasan yang lebih baik.
Dan bagi mereka yang mengalami mimpi buruk ada terapi electrosleep yang dapat merilekskan saraf. Psikolog juga tersedia, tidak hanya untuk para prajurit juga untuk keluarga mereka yang berurusan dengan trauma perang.
Para prajurit juga menjalani pemeriksaan medis. “Ini hal yang paling penting karena seseorang menjadi sakit akibat stres dalam pertempuran,” terang Vasylkovskyi.
Selain bekas luka psikologis akibat perang, para prajurit juga datang untuk mengobati meningitis, memar, amputasi, radang paru-paru dan saraf, gangguan tidur, penyakit kulit, hingga penyakit kardiovaskular.
“Jika seseorang mengalami trauma dan tidak bisa berjalan, kami akan membuat mereka kembali berdiri,” kata Artem, seorang terapis fisik yang bekerja di pusat rehab tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement