Dihadapan Megawati dan Elite PDIP, Jokowi Blak-blakan Terkait Penerus Idamannya: Saya Ingin...
Presiden Joko Widodo mengaku ingin sosok penggantinya bisa melanjutkan apa yang dia kerjakan dalam dua periode sebelumnya. Dia menyebut, pemimpin selanjutnya mesti memiliki mental yang tak mudah ciut.
Hal tersebut dia ungkap berdasarkan hasil gugatan Ini Eropa terkait ekspor nikel dari Indonesia. Kendati dinyatakan kalah dalam gugatan tersebut, Jokowi meminta Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, untuk mengajukan banding atas gugatan tersebut.
Baca Juga: Kembali Majunya Megawati Macam Isu Jokowi Tiga Periode, Elite PDIP: Ini Liar, Maha Tersesat!
Hal tersebut dia ungkap dalam HUT Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, pada Selasa (10/1/23).
"Saya ingin presiden ke depan juga berani melanjutkannya. Tidak gampang ciut nyali, tidak gentar demi kepentingan bangsa, demi kepentingan negara," kata Jokowi dalam pidatonya di HUT PDIP ke-50 tahun di JI-Expo, Jakarta, Selasa (10/1/23).
Jokowi menuturkan, banding yang diajukan atas kekalahan Indonesia dalam gugatan Uni Eropa terkait nikel, sebab potensi ekonomis nikel Indonesia yang besar. Dia menyebut, ekspor nikel bisa naik berkali lipat.
Pasalnya, nikel merupakan kunci dalam transformasi baterai dan transportasi listrik. Seandainya banding tersebut kembali ditolak, Jokowi mengaku akan mencari jalan keluar yang lain.
Baca Juga: Disemprit Menterinya Jokowi, Rizal Ramli Macam Kena Karma Ulahnya Sendiri: Orang Emang Nungguin...
"Banyangkan bahwa ekspor nikel dari 17 menjadi 360 triliun. Itu lompatan yang sangat besar sekali, tapi apabila sudah menjadi ekosistem baterai dan mobil listrik, akan memberikan nilai tambah ratusan kali, bukan puluhan kali," katanya.
"Kalau banding kalah, saya enggak tau ada upaya apa lagi yang bisa kita lakukan, tapi itulah sebuah perdagangan yang kadang-kadang menekan sebuah negara agar mereka ikut aturan yang di buat negara-negara besar," tambahnya.
Baca Juga: Tak Goyah Didesak Usung Puan atau Ganjar, Jokowi Puji Megawati: Dia Tenang, Tak Seperti yang Lain...
Mengutip pernyataan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, bahwa Indonesia mesti menolak ketergantungan pada imperialisme, memperluas kerja sama yang sederajat dan saling menguntungkan.
Baca Juga: Jokowi Full Senyum, Sepuluh Investor Malaysia Tertarik Investasi di IKN Nusantara
"Inilah yang ingin kita lakukan, berdikari, berdikari, berdikari," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement