Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Takjub dengan Insting Investasi Warren Buffett, Saham Perusahaan Jepang yang Dihindari Ini Justru Moncer Hingga 130%!

Takjub dengan Insting Investasi Warren Buffett, Saham Perusahaan Jepang yang Dihindari Ini Justru Moncer Hingga 130%! Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder investor kawakan, Warren Buffett berinvestasi di sejumlah perusahaan Jepang pada saat investor lain menghindari mereka. Dan langkahnya terbayar karena ledakan komoditas baru-baru ini membuat mereka meraup keuntungan dan melihat harga saham mereka melambung, menurut Bloomberg.

Buffett adalah pemegang saham terbesar ketiga di Mitsui & Co. dan investor terkemuka di Mitsubishi Corp., Itochu Corp., Sumitomo Corp., dan Marubeni Corp. Lima perusahaan yang dikenal secara kolektif sebagai sogo shosha atau perusahaan perdagangan umum ini muncul sebagai pemenang guncangan inflasi 2022, menurut analisis Bloomberg terhadap kepemilikan yang diterbitkan Senin.

Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Kamis (12/1/23) mereka berinvestasi dalam proyek energi dan komoditas di seluruh dunia, termasuk yang berfokus pada minyak, batu bara, tembaga, dan gas alam cair, atau LNG.

Baca Juga: All Hail to Warren Buffett! Kekayaannya Hari Ini Sukses Lampaui Mantan Orang Terkaya Dunia Jeff Bezos!

Lonjakan harga bahan mentah tahun lalu memungkinkan perusahaan memeras uang tunai dalam jumlah besar dari proyek-proyek tersebut, dan perusahaan juga mendapat untung dari perdagangan sumber daya alam.

Grup tersebut sedang menuju rekor keuntungan kolektif hampir 3,9 triliun yen atau USD29,49 miliar (Rp450 triliun) untuk akhir tahun fiskal 2023 mendatang, kata laporan itu.

Sementara itu, harga saham Mitsubishi dan Mitsui, dua sogo shosha yang paling menguntungkan, masing-masing telah naik 100% dan 130%, sejak investasi awal Buffett pada tahun 2020.

Perusahaan investasi Buffett, Berkshire Hathaway, mengungkapkan investasi pertamanya di sogo shosha pada Agustus 2020, dengan 5% saham di masing-masing saham senilai total USD6 miliar (Rp91,8 triliun), kata Bloomberg. Posisi tersebut telah naik lebih dari 50%, bahkan saat memperhitungkan depresiasi yen terhadap dolar.

Dan dua bulan lalu, Berkshire mengungkapkan lebih banyak pembelian saham, meningkatkan kepemilikannya menjadi sekitar 6,5% atau sekitar USD12 miliar (Rp183 triliun) dengan nilai tukar hari ini.

Investor lain sebelumnya telah membuang saham di perusahaan Jepang setelah laba stagnan dalam jangka panjang dan kinerja pasar yang buruk, kata analisis tersebut. Sebelum tahun 2020, pendapatan bersih gabungan mereka bertahan sekitar 1,5 triliun yen selama lebih dari satu dekade.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: