Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Close The Door x Multi Content Creator 'Memenangkan Persaingan Konten Digital dengan Berkolaborasi & Memperluas Konten Multi-Kategori'

Oleh: E. Kurniawan, ST, MM, MKom, VP Marketing Management PT Telkom Indonesia

Close The Door x Multi Content Creator 'Memenangkan Persaingan Konten Digital dengan Berkolaborasi & Memperluas Konten Multi-Kategori' Kredit Foto: YouTube
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbicara mengenai sosok Youtuber terkenal di Indonesia, mungkin nama Deddy Corbuzier masuk ke dalam list teratas. Yap, siapa yang tak kenal dengan pemilik channel YouTube Close the Door ini. Mungkin hampir sebagian dari kita sudah pernah menonton konten dari channel ini.

Kepopuleran Close the Door tak lepas dari kepandaian Deddy dalam memilih dan mengangkat topik yang sedang hangat atau viral di masyarakat, kemudian membedahnya secara tajam dengan mendatangkan narasumber terkait. Atau istilahnya Deddy mampu memanfaatkan "momentum viral atau FOMO" sebagai senjata ampuh untuk mendatangkan audiens.

Dengan "keesklusifan dan curiosity-nya" itulah kanal YouTube-nya tak pernah sepi dari penonton bahkan tak jarang konten yang dibawakan menjadi topik pembicaraan terpanas di jagat media sosial.

Dampaknya bisa ditebak, brand awareness Close the Door pun meroket dan dikenal di masyarakat luas. Apalagi terkadang kanal YouTube tersebut sering dijadikan tempat klarifikasi kasus yang sedang viral.

Sehingga boom! Podcast ini memiliki brand image yang kuat di benak masyarakat sebagai podcast yang berani tampil beda dan unik dalam mengangkat isu umum yang sedang berkembang atau viral. 

Winning YouTube Algorithm With Multi-Category Content Collaboration

Dengan mengandalkan kepopuleran podcast Close the Door, Deddy dengan gesit mulai mengakuisisi berbagai content creator di berbagai segmen untuk masuk ke dalam manajemen-nya sekaligus sebagai upaya untuk memperkuat brand equity podcast kebanggaannya tersebut.

Jika kita menganalisa lebih dalam strategi ini menggunakan model digital collaborative marketing yang secara khusus saya kembangkan dalam buku yang sebentar lagi saya rilis, strategi ini termasuk ke dalam leverage digital brand.

Di mana Close the Door memahami bahwa segmen penonton YouTube sangatlah luas, sehingga Deddy dan tim memilih untuk berkolaborasi dengan Youtuber dari berbagai kategori lain dalam memperluas brand mind (Awareness, image & perceived quality) sebagai si "Raja YouTube Indonesia".

Dengan menjaring berbagai Youtuber ternama dari berbagai kategori, seperti Dr Indrawan Nugroho dengan topik inovasi perusahaan dan teknologi, Rhenald Kasali dengan topik keuangan dan investasi, Ade Rai dengan topik kesehatan dan olahraga, bang mpin dengan topik kuliner dan masih banyak Youtuber lainnya.

Podcast Close the Door mampu mendongkrak brand equity sebagai podcast edukasi dan hiburan terdepan dibanding podcast lain melalui kolaborasi ekosistem yang luas.

Tentunya ini juga menjadi jurus jitu dalam memguasai algoritma konten digital di YouTube, dimana hampir di seluruh lini kategori konten bisa dikuasai oleh Close The Door tanpa harus membangun Youttube channel dari 0.

Inilah “The power of collaboration” yaitu menyinergikan kapabilitas dengan membangun ekosistem bersama, membesarkannya secara bersama, dan setelah besar memanennya secara bersama pula.

Jika saya gambarkan kolaborasi ini sebagai sebuah kolam, maka yang dilakukan Close the Door dan konten kreator lainnya adalah mereka bersama-sama membuat kolam di tepi laut, kemudian mempercantik kolam tersebut sehingga ikan-ikan datang, lalu mereka memancingnya bersama.

Itulah indahnya kolaborasi, saling bahu-membahu menciptakan kemenangan bersama yang digambarkan dengan tingkat engagement audiens yang tinggi di berbagai kanal YouTube dibawah naungan Close the Door.

Lesson Learned

Di era digital, membangun bisnis yang sukses adalah dengan merajut berbagai kolaborasi. Anda harus mengubah mindset bisnis dari kompetisi ke kolaborasi.

Mindset kompetisi adalah zero-sum game, saling menghancurkan, sehingga yang satu menang dan yang lain kalah (win-lose).

Sementara mindset kolaborasi sangat berbeda, dengan bahu-membahu kerja bersama, maka tak ada yang kalah. Semua adalah pemenang (win-win).

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: