Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berapa Banyak HIMARS yang Dimiliki Ukraina? Begini Hitung-hitungannya

Berapa Banyak HIMARS yang Dimiliki Ukraina? Begini Hitung-hitungannya Kredit Foto: Wikimedia Commons/US Army

Berapa Banyak HIMARS yang Dimiliki Militer AS?

Ada 363 sistem HIMARS di Angkatan Darat AS, dengan 47 lebih di Korps Marinir negara itu. Pada tahun 2021, Pentagon mengisyaratkan keinginannya untuk meningkatkan jumlah sistem ini menjadi sekitar 547 di masa mendatang.

Ini diikuti oleh outlet media AS yang melaporkan pada September 2022 bahwa Angkatan Darat AS “mencari perusahaan yang dapat membangun hingga 100” sistem HIMARS setahun. Outlet tersebut mengklaim bahwa dari tahun fiskal 2024 hingga 2028, “Angkatan Darat sedang mempertimbangkan minimal 24 peluncur baru per tahun dan maksimal 96, dengan total 120 hingga 480 selama lima tahun.”

Berapa Banyak HIMARS yang Dikirim AS ke Ukraina?

AS dilaporkan memasok 20 sistem HIMARS ke Ukraina tahun lalu sebagai bagian dari paket bantuan keamanan Washington ke Kiev.

Pada akhir September 2022, Pentagon mengumumkan akan memasok 18 sistem HIMARS lagi di bawah Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI). Ini menetapkan bahwa mereka tidak akan berasal dari stok senjata AS yang sudah ada sebelumnya dan sebagai gantinya akan diproduksi baru dan dikirim ke Kiev setelah selesai.

Berapa Banyak MLRS yang Dimiliki Ukraina?

Saat ini, militer Ukraina memiliki total 15 M270 MLRS dengan berbagai modifikasi. Ini termasuk LRU MLRS buatan Prancis, MARS II Jerman dan MLRS-I Italia yang dipasok ke Kiev setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus yang sedang berlangsung di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Sulit untuk menilai keefektifan sistem HIMARS dalam konflik Ukraina, terutama mengingat Tornado MLRS, yang digunakan Rusia dalam operasi khusus, mengalahkan HIMARS dalam hal kemampuan tempur.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: