Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

99 Group Gaungkan Optimisme Sektor Properti untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

99 Group Gaungkan Optimisme Sektor Properti untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: 99 Group
Warta Ekonomi, Jakarta -

99 Group mencatat bahwa sepanjang 2022, suplai dan harga rumah tapak sekunder di Indonesia mengalami pertumbuhan baik. Sepanjang tahun 2022, pertumbuhan suplai tercatat sebesar 30,1% (YoY) dan pertumbuhan harga tercatat sebesar 2,4% (YoY). Data ini mengindikasikan tren positif yang potensial bagi pengembangan properti.

Menjelang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga telah mengalami masa pemulihan setelah terkontraksi pada tahun 2020 lalu sebesar -2,07%. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-III/2022 tercatat sebesar 5,72%. 

Sementara World Economic Outlook IMF, memproyeksikan Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% di tahun 2022 (YoY), mengindikasikan makro ekonomi Indonesia yang pulih dan menguat. Namun, sebagai dampak dari kondisi ekonomi global secara umum, terjadi peningkatan inflasi dan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, hal ini dapat menjadi tantangan bagi sektor properti di Tanah Air.

Baca Juga: Pemerintah Perlu Siapkan Skema Baru untuk Bantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah Beli Properti

“Untuk mengetahui dinamika industri properti Tanah Air, tentu dibutuhkan akurasi data yang tinggi. Tim analis 99 Group telah berhasil menyajikan data yang diolah dari statistik dan database yang terus diperbarui berdasarkan tren pasar yang terjadi. Lewat Property Outlook 2023 ini, 99 Group dapat memberikan advokasi yang bermanfaat untuk konsumen, agen, pengembang properti, dan stakeholders dengan sumber data yang komprehensif, tepat, dan akurat,” papar Wasudewan, dalam acara Property Outlook 2023, bertajuk “Optimisme Sektor Properti untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi”, di Jakarta, Kamis (19/1/2023). 

Menurutnya, sepanjang tahun 2022, tren pasar properti Tanah Air berhasil menunjukkan perubahan pasar ke arah positif. Data internal 99 Group mencatat pencarian properti di portal Rumah123.com dan 99.co rata-rata per bulan sebanyak 34 juta, serta waktu yang dihabiskan per kunjungan adalah 5 menit 50 detik secara rata-rata, bertumbuh dibandingkan dengan tahun 2021 tercatat selama 4 menit 23 detik,

Wasudewan, mengungkapkan jika mayoritas pencari properti di platform 99 Group, juga melihat fitur simulasi cicilan KPR , selain mencari properti terbaik untuk mereka, pencari properti juga dapat mengukur kemampuan keuangan dalam mencicil KPR. “Porsi penambahan ini merupakan sinyal positif akan pemulihan pasar dengan meningkatnya permintaan dari konsumen,” kata Wasudewan. 

Lebih lanjut Ia mengemukakan bila dari sisi demografi pencari properti tersebut, hampir 51 persennya adalah laki-laki dan 49 persennya adalah perempuan. Tren pergeseran usia konsumen juga tampak dengan dominasi pencari properti generasi muda. Pencari properti berumur 18-24 tahun berkontribusi sebesar 22,0% sementara pencari properti berumur 25-34 tahun berkontribusi sebesar 26,4%. Fakta menarik ini menandai peningkatan kesadaran akan pentingnya kepemilikan properti oleh generasi muda yang terus bertumbuh.

"Gen Z, Gen Y sangat attach dengan teknologi, tapi saat dilihat di lapangan, pemangku kepentingan saat melakukan edukasi tidak melakukan hal tersebut. Generasi muda 60% life stage-nya sudah digital, tapi justru informasi yang tersedia secara digital terkait properti malah sangat minimal. Sehingga ada gap, dan menjadi tantangan terbesar. 99 Group sebagai media, mencoba menjembatani gap tersebut,” papar Wasudewan. 

Baca Juga: Tren Penjualan Apartemen Bakal Terdongkrak Sentimen Positif Industri Properti Tahun Depan

Sementara itu, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 80 persen. Berdasarkan preferensi harga yang dicari di laman 99.co dan Rumah123.com, properti dengan harga di bawah 400 juta mendominasi sebesar 23,1%, diikuti oleh rumah dengan harga Rp1 miliar -Rp2 miliar sebesar 20%. Namun jika dilihat berdasarkan perubahan proporsi sejak tahun 2021, terdapat peningkatan proporsi pada properti dengan harga yang lebih tinggi di atas Rp 1 miliar. 

Dalam acara ini, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Agus Fadjar Setiawan menuturkan jika pertumbuhan indeks harga properti residensial Indonesia, relatif rendah dan stabil jika dibandingkan negara lain. 

“Bank BUMN dan Bank Swasta masih mempertahankan bunga KPR dalam level yang rendah, meskipun bunga acuan terus meningkat, karena likuiditas perbankan yang secara umum masih bagus. Bank Indonesia berharap dengan adanya kebijakan strategis seperti pelonggaran rasio LTV, sektor properti dapat berkembang dan turut berkontribusi mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Agus yang hadir hadir dalam acara Property Outlook 2023. 

Baca Juga: Melihat Analisis Tren Industri Properti 2023, Simak!

Di sisi lain, Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Fitrah Nur, menjelaskan arah kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman, hingga 2024 mendatang. Dari pemantapan sistem pembiayaan primer dan sekunder perumahan, termasuk optimalisasi pemanfaatan sumber pembiayaan jangka panjang seperti TASPEN dan BPJS Ketenagakerjaan. 

“Saat ini terdapat beberapa program prioritas yang diusung oleh PUPR dalam rangka mendorong laju sektor real estate di tahun ini, di antaranya adalah; pembangunan rumah susun sewa untuk masyarakat, pembangunan rumah tapak di daerah terdampak bencana, peningkatan rumah masyarakat dengan subsidi sebesar Rp 20 juta rupiah untuk setiap KK, insentif infrastruktur bagi pengembang rumah subsidi dan pembangunan rusun pekerja di IKN,” papar Fitrah.

Sementara itu, Head of Center of Macroeconomics and Finance INDEF,  M. Rizal Taufikurahman, menjelaskan saat ini nasabah yang menabung di bank dengan rentang tabungan Rp2 - 5 miliar cukup banyak, yang menabung adalah anak-anak muda. 

“Generasi ini juga perlu mendapatkan penjelasan mengenai investasi tidak hanya di sektor komoditi tapi juga di sektor properti, sehingga bisa lebih produktif,” tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: