Peneliti Soal Senjata Nuklir Amerika: Pertimbangin Parkirkan di Negara Asia Ini
Pyongyang melakukan 69 peluncuran rudal balistik pada 2022, dan itu jauh melampaui rekor tahunan sebelumnya yang mencapai 25 peluncuran. Namun, Komisi CSIS dengan tegas menentang persenjataan nuklir Korsel.
"Dalam situasi saat ini, jangan mengerahkan senjata nuklir taktis AS ke Semenanjung Korea ataupun membiarkan Korsel memperoleh senjata nuklir," kata laporan tersebut.
Baca Juga: Utang Janji Amerika Makin Menggunung, Solusi Israel-Palestina Mandek?
Sebagai gantinya, laporan itu menyarankan AS untuk mendukung peningkatan kemampuan pertahanan konvensional Korsel, termasuk dengan mengerahkan unit pertahanan rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) ke Korsel jika perlu.
"Tujuan kebijakan akhir adalah untuk mencapai denuklirisasi yang lengkap dan tidak dapat diubah. Meskipun mungkin ada langkah sementara selama prosesnya, kedua sekutu harus berusaha mencapai tujuan akhir ini," kata Komisi CSIS.
Oleh karena itu, laporan tersebut merekomendasikan AS dan Korsel untuk bersiap dengan kembalinya Korut ke meja perundingan.
"AS dan Korsel harus terus menyatakan kesediaan untuk berdiskusi dengan Korut. Ini bisa mencakup penyampaian komunikasi gabungan melalui utusan senior yang mengindikasikan kesiapan untuk berdiskusi tanpa prasyarat," katanya.
Komisi tersebut juga menekankan perlunya AS untuk mempertimbangkan penunjukan "perwakilan khusus purna waktu untuk Korut."
Laporan itu menyatakan bahwa "meski tidak ada negosiasi, utusan tersebut dapat mengoordinasikan kemungkinan peta jalan untuk denuklirisasi Korut di antara para pemangku kepentingan utama di Washington, Seoul dan Tokyo."
Saat ini, Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Kim juga menjabat sebagai utusan khusus AS untuk Korut.
Rekomendasi lain untuk kebijakan terhadap Korut dan perluasan langkah pencegahan AS-Korsel termasuk meningkatkan penegakan sanksi terhadap Korut, memperkuat kerja sama trilateral AS-Korsel-Jepang dan meningkatkan dukungan untuk hak asasi manusia di Korut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement