Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uni Eropa Makin Lemah, Diplomat Top Italia Blak-blakan: Eropa Cuma Jadi Pelayan Amerika

Uni Eropa Makin Lemah, Diplomat Top Italia Blak-blakan: Eropa Cuma Jadi Pelayan Amerika Kredit Foto: Flickr/European Parliament
Warta Ekonomi, Roma, Italia -

Uni Eropa membutuhkan pemimpin yang kuat, mirip dengan mantan kanselir Jerman Angela Merkel, agar suaranya didengar di panggung global, kata Menteri Luar Negeri Italia kepada surat kabar La Stampa, Rabu (25/1/2023).

“Ada terlalu banyak kecemburuan, terlalu banyak pemimpin,” kata Menlu Antonio Tajani, dilansir RT.

Baca Juga: Anggota Parlemen Uni Eropa Tetapkan Persyaratan Modal yang Lebih Ketat pada Bank Pemegang Kripto

Dengan alasan, kata dia, bahwa blok tersebut akhirnya melayani Amerika Serikat alih-alih mengejar kepentingannya sendiri, dan bahwa “bahkan Jerman, negara, gagal untuk memaksakan diri setelah eorang Merkel pergi.”

Selama wawancara, dia ditanya apakah menurutnya Uni Eropa "terlalu lemah", yang dia jawab dengan menjelaskan bahwa "Eropa tidak memiliki kebijakan luar negeri atau pertahanan yang nyata ... Kami selalu mengejar Amerika," menambahkan bahwa ini telah terjadi sejak 1954 [ketika Komunitas Pertahanan Eropa runtuh].

Dia melanjutkan dengan bersikeras bahwa Uni Eropa melakukan segala daya untuk mencegah konflik Rusia-Ukraina meningkat.

“Baik NATO maupun Eropa, yang memiliki kewajiban untuk membantu Ukraina, tidak berperang dengan Rusia,” kata Tajani, mengungkapkan harapannya bahwa, apa yang disebutnya, “pernyataan agresif” yang datang dari Kremlin hanyalah “propaganda” dan ada tidak ada keinginan nyata untuk menaikkan nada konfrontasi.

Menteri berpendapat bahwa meskipun penting untuk terus mengirim senjata ke Ukraina, penting juga untuk mencari penyelesaian damai atas konflik, yang telah berkecamuk sejak Februari lalu, atau setidaknya membuat gencatan senjata.

Diplomat top Italia itu menggambarkan dirinya sebagai "tidak optimis tentang waktu dekat" sambil percaya "tidak ada gunanya menyerah," menambahkan bahwa dia telah meminta Türkiye untuk melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mengatur negosiasi antara Moskow dan Kiev.

Sementara Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa mereka terbuka untuk negosiasi dengan Kiev, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky telah menandatangani undang-undang yang secara hukum melarang Kiev dari negosiasi apa pun dengan Moskow selama Vladimir Putin tetap berkuasa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: