Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Price Sensitivity?

Apa Itu Price Sensitivity? Kredit Foto: Fransisco Carolio
Warta Ekonomi, Jakarta -

Price sensitivity atau sensitivitas harga adalah cara di mana biaya suatu produk memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Price sensitivity juga menunjukkan bagaimana permintaan produk dapat berubah dengan kenaikan atau penurunan harga produk. 

Price sensitivity membantu perusahaan menentukan bagaimana perubahan produk akan memengaruhi volume penjualan mereka dan mengungkap kemungkinan pendapatan dengan memaksimalkan rentang harga mereka.

Sebagai pemilik bisnis, pastinya Anda harus mengelola hal-hal seperti industri untuk merek Anda, menemukan pemasok terbaik, memilih produk, dan memutuskan harga. 

Baca Juga: Apa Itu WOW Effect?

Namun hal yang paling menantang adalah menemukan keseimbangan dalam kisaran harga sehingga pelanggan dapat membeli produk dari Anda, dan pada saat yang sama, Anda dapat memperoleh keuntungan yang diharapkan. Anda harus menyadari kepekaan harga untuk menetapkan harga yang sesuai dengan Anda dan pelanggan secara efektif.

Sensitivitas harga umumnya diukur dengan menggunakan elastisitas harga permintaan atau ukuran perubahan permintaan sebagai fungsi dari perubahan harganya.

Misalnya, beberapa konsumen tidak mau membayar beberapa sen ekstra per galon bensin, terutama jika ada stasiun dengan harga lebih rendah di dekatnya.

Jika Anda sudah memiliki produk atau layanan hebat, tetapi tidak laku, mungkin itu masalah sensitivitas harga yang tinggi. Pelanggan tidak dapat membeli dari merek Anda karena terlalu mahal bagi mereka, meskipun harganya mungkin sudah cukup baik bagi Anda.

Sensitivitas harga yang tinggi menunjukkan bahwa pelanggan dapat dengan mudah menolak membeli suatu produk karena biayanya tidak masuk akal. Saat Anda berurusan dengan konsumen seperti itu, perhatikan kebutuhan mereka dan coba tambahkan beberapa nilai pada produk Anda untuk memenuhi keinginan mereka dan kurangi sensitivitas harga. Sensitivitas harga yang rendah menunjukkan bahwa klien bersedia membayar harga yang disebutkan dan bahkan dapat membayar lebih untuk itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: