Price sensitivity atau sensitivitas harga adalah cara di mana biaya suatu produk memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Price sensitivity juga menunjukkan bagaimana permintaan produk dapat berubah dengan kenaikan atau penurunan harga produk.
Price sensitivity membantu perusahaan menentukan bagaimana perubahan produk akan memengaruhi volume penjualan mereka dan mengungkap kemungkinan pendapatan dengan memaksimalkan rentang harga mereka.
Sebagai pemilik bisnis, pastinya Anda harus mengelola hal-hal seperti industri untuk merek Anda, menemukan pemasok terbaik, memilih produk, dan memutuskan harga.
Baca Juga: Apa Itu WOW Effect?
Namun hal yang paling menantang adalah menemukan keseimbangan dalam kisaran harga sehingga pelanggan dapat membeli produk dari Anda, dan pada saat yang sama, Anda dapat memperoleh keuntungan yang diharapkan. Anda harus menyadari kepekaan harga untuk menetapkan harga yang sesuai dengan Anda dan pelanggan secara efektif.
Sensitivitas harga umumnya diukur dengan menggunakan elastisitas harga permintaan atau ukuran perubahan permintaan sebagai fungsi dari perubahan harganya.
Misalnya, beberapa konsumen tidak mau membayar beberapa sen ekstra per galon bensin, terutama jika ada stasiun dengan harga lebih rendah di dekatnya.
Jika Anda sudah memiliki produk atau layanan hebat, tetapi tidak laku, mungkin itu masalah sensitivitas harga yang tinggi. Pelanggan tidak dapat membeli dari merek Anda karena terlalu mahal bagi mereka, meskipun harganya mungkin sudah cukup baik bagi Anda.
Sensitivitas harga yang tinggi menunjukkan bahwa pelanggan dapat dengan mudah menolak membeli suatu produk karena biayanya tidak masuk akal. Saat Anda berurusan dengan konsumen seperti itu, perhatikan kebutuhan mereka dan coba tambahkan beberapa nilai pada produk Anda untuk memenuhi keinginan mereka dan kurangi sensitivitas harga. Sensitivitas harga yang rendah menunjukkan bahwa klien bersedia membayar harga yang disebutkan dan bahkan dapat membayar lebih untuk itu.
Berikut faktor yang memengaruhi price sensitivity:
1. Tipe produk
Beberapa barang, terutama produk yang dibutuhkan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari seperti susu, roti, daging, buah-buahan, atau pasta gigi, lebih sensitif dibandingkan produk lainnya.
Anda dapat meyakini bahwa produk ini akan selalu diminati terlepas dari situasi ekonomi apa pun. Namun demikian, selama masa-masa sulit, orang mencoba membeli barang-barang penting dengan harga terbaik, sehingga perlu untuk meningkatkan kepekaan. Sebaliknya, beberapa barang kurang vital, dan permintaannya dipengaruhi oleh kualitas, gaya, atau merek, misalnya, mobil mahal atau pakaian mewah.
2. Harga referensi
Seperti yang Anda ketahui, pelanggan biasanya membandingkan produk dan mengevaluasi semua alternatif untuk memilih produk terbaik dengan kualitas tinggi dan harga yang wajar. Saat membeli barang, pembeli selalu memperhatikan jumlah uang yang bersedia mereka bayarkan untuk kualitas produk tersebut dan manfaat yang dapat mereka peroleh. Jika harga barang Anda sangat berbeda dari perkiraan harga yang dipikirkan klien Anda, mereka tidak akan mempertimbangkan produk ini. Akibatnya, sensitivitas harga mereka akan tinggi.
3. Keunikan produk
Jika Anda cukup beruntung mendapatkan produk unik yang tidak dimiliki pesaing Anda, Anda dapat menaikkan harga produk ini, dan pelanggan akan menerimanya. Misalnya, penyediaan layanan kesehatan atau obat-obatan yang hanya dimiliki oleh perusahaan Anda. Selain itu, ketika asosiasi produk ini dengan merek Anda sangat kuat, orang tidak akan membandingkan barang Anda dengan alternatifnya. Misalnya, sulit untuk mengganti sepasang sepatu kets Adidas dengan yang generik. Namun, mengganti sepotong roti dari supermarket A dengan roti dari supermarket B sangatlah mudah.
4. Mudah dibandingkan
Jika produk Anda mudah dibandingkan dengan produk lain karena tidak memiliki manfaat khusus, sensitivitas harga akan tinggi. Ingat, sangat penting untuk membedakan barang Anda dan membuat pelanggan memilih merek Anda daripada pesaing Anda. Dengan melakukan ini, Anda dapat membangun merek yang kuat yang sulit dibandingkan, dan konsumen akan memilih Anda karena kualitas, harga, atau fitur produk yang unik.
Kuncinya adalah memiliki pemahaman mendalam tentang audiens target Anda dan orang-orang yang membeli. Masing-masing dari mereka akan merasakan nilai produk Anda secara berbeda, yang berarti mereka akan memiliki sensitivitas harga yang berbeda.
Akibatnya, Anda harus mengukur sensitivitas harga masing-masing segmen pasar secara independen, sehingga data yang dikumpulkan akan representatif dan adil untuk bisnis Anda ataupun konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement