Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kanselir Jerman Ketuk Pintu Negara Amerika Latin, Penolakannya Bikin Sakit Hati: Enggak Ada Senjata ke Ukraina

Kanselir Jerman Ketuk Pintu Negara Amerika Latin, Penolakannya Bikin Sakit Hati: Enggak Ada Senjata ke Ukraina Kredit Foto: Reuters/Agustin Marcarian
Warta Ekonomi, Berlin -

Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan tur pertamanya di Amerika Selatan untuk menggalang dukungan terhadap Ukraina. 

Scholz, dalam perjalanan tiga harinya, berusaha untuk menekankan persatuan, mencatat bahwa ketiga negara yang dia kunjungi, yaitu Argentina, Cile, dan Brasil, mengutuk invasi Rusia di Majelis Umum PBB tahun lalu.

Baca Juga: Komentar Mengerikannya Bikin Karier Menlu Jerman di Ujung Tanduk

Presiden Argentina Alberto Fernandez mengatakan dalam jumpa pers bersama dengan Scholz di Buenos Aires pada Sabtu (28/1/12023) bahwa Argentina, seperti Jerman, ingin membantu memulihkan perdamaian secepat mungkin.

Tetapi ditanya apakah Argentina akan mengirim senjata ke Ukraina untuk menangkis pasukan Rusia seperti yang dimiliki Jerman dan sekutu baratnya, dia dengan tegas menjawab tidak.

"Argentina dan Amerika Latin tidak berencana mengirim senjata ke Ukraina atau zona konflik lainnya," katanya.

Presiden Cile Gabriel Boric tidak merujuk pada perang dalam pernyataan pembukaannya pada konferensi pers dengan Scholz di Santiago de Chile pada Minggu (29/1/2023), sebaliknya berfokus pada kerja sama ekonomi, khususnya di sektor komoditas.

Di kedua negara, Scholz mengunjungi tugu peringatan bagi para korban kediktatoran militer mereka yang menurutnya menggarisbawahi perlunya memperjuangkan demokrasi dan kebebasan.

"Pada peringatan bagi banyak korban kediktatoran di sini, saya tidak bisa tidak memikirkan orang-orang muda yang terbunuh di Iran karena mereka berjuang untuk kebebasan dan kehidupan yang lebih baik," katanya di Buenos Aires.

Pejabat pemerintah Jerman mengatakan dapat dimengerti bahwa negara-negara Amerika Latin, yang begitu jauh dari Eropa dan dengan keprihatinan yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda tentang perang, tetapi menyoroti pentingnya untuk terus menyampaikan perspektif Berlin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: