Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Pernah Suka dengan Cryptocurrency, Miliarder Charlie Munger Minta Pemerintah AS Tiru Kebijakan China!

Tak Pernah Suka dengan Cryptocurrency, Miliarder Charlie Munger Minta Pemerintah AS Tiru Kebijakan China! Kredit Foto: REUTERS/Lane Hickenbottom
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tangan kanan Warren Buffett, yang juga sesama miliarder, Charlie Munger bukan penggemar crypto. Sebagai wakil ketua dari megakonglomerat Berkshire Hathaway yang bernilai hampir USD700 miliar (Rp10.448 triliun), Munger telah membantu Warren Buffett menghasilkan miliaran bagi investor sejak 1978 menggunakan pendekatan berbasis fundamental yang ketat untuk mengakuisisi bisnis berkualitas tinggi.

Dan dia percaya cryptocurrency mewakili strategi yang berlawanan, dengan alasan bahwa seluruh industri adalah "sebagian penipuan dan sebagian delusi."

Pada tahun 2021, Munger terkenal menyebut aset digital terkemuka dunia, Bitcoin sebagai “racun tikus". Ia menyamakan mata uang kripto lainnya dengan sejenis “penyakit kelamin”. Sekarang dia mengatakan pemerintah federal harus turun tangan dan melarang seluruh industri.

Baca Juga: Miliarder Investor Charlie Munger Tak Pernah Timbun Uang Tunai, Ini Alasannya!

“Cryptocurrency bukanlah mata uang, bukan komoditas, dan bukan sekuritas,” bantah Munger kepada Wall Street Journal. “Sebaliknya, ini adalah kontrak perjudian dengan keunggulan hampir 100% untuk rumah… Jelas AS sekarang harus memberlakukan undang-undang federal baru yang mencegah hal ini terjadi.”

Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Jumat (3/2/23) Munger mengatakan bahwa investor cryptocurrency dimanfaatkan oleh promotor dan pendiri dengan mencatat bahwa pencipta cryptocurrency baru sering menerima koin yang "hampir tidak ada".

“Setelah itu publik membeli dengan harga yang jauh lebih tinggi tanpa sepenuhnya memahami pra-dilusi yang menguntungkan promotor,” klaimnya. Ia pun menyebutnya sebagai contoh “kapitalisme liar dan berbulu”.

Munger mengatakan AS harus mengikuti contoh China, yang terkenal melarang cryptocurrency pada tahun 2021 dan mengesahkan undang-undang yang mencegah perdagangan crypto serta pembentukan cryptocurrency baru.

“Apa yang harus dilakukan AS setelah larangan cryptocurrency diberlakukan?” Munger melanjutkan dengan mengatakan. “Yah, satu tindakan lagi yang mungkin masuk akal: Berterimakasihlah kepada pemimpin komunis China atas contoh luar biasa dari akal sehatnya.”

Menurutnya, tindakan China adalah salah satu dari dua preseden utama yang memberikan bukti potensi manfaat pelarangan kripto. Ini karena otoritas China menyimpulkan bahwa mata uang kripto lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Tapi preseden kedua yang ditawarkan Munger adalah hal yang aneh bagi seorang pria yang telah mengumpulkan kekayaan bersih sebesar USD2,3 miliar (Rp34,3 triliun) sebagian besar melalui Berkshire Hathaway yang berinvestasi di pasar publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: