Salah satu bisnis kafe kopi yang saat ini populer yang berkembang di kalangan anak muda terutama penggemar K-Pop (K-Popers), Kopi Chuseyo kini telah memiliki cabang kafe mencapai 50 gerai di seluruh Indonesia. Di balik keberhasilan perkembangan kafe Kopi Chuseyo, Foodizz Channel dalam video YouTube berjudul Kopi Chuseyo, Dari Jadi Fanboy Hingga Punya 50+ Cabang Kafe Kpopers! 2| Bedah Bisnis On The Road menyebut ada tiga insight utama di balik perkembangan kafe Kopi Chuseyo.
"Yang pertama, target market yang spesifik. Kopi Chuseyo ini berawal dari kesukaan, minat dari owner-nya atau founder-nya akan kopi dan K-Pop. Dua hal ini menjadi variabel yang sangat cocok, klop, peminat kopi yang jelas-jelas besar market-nya ditambah lagi menyasar orang-orang yang menyukai K-Pop. Dapat dikatakan Kopi Chuseyo ini merajai branding dan produk di target market yang spesifik," tutur Sarita Sutedja dari Foodizz Channel seperti dikutip dalam video pada Sabtu (4/2/2023).
Baca Juga: Pemerintah Genjot Produksi Kopi Dengan Varietas Unggul
Secara spesifik, Kopi Chuseyo menyasar komunitas K-Pop di Indonesia, di mana komunitas ini merupakan komunitas K-Pop terbesar kedua di dunia setelah Korea Selatan. Dengan menjual ide bisnis yang unik, Kopi Chuseyo pun terus berkembang. Selain itu, yang kedua, Kopi Chuseyo juga membuat strategi daya tarik melalui new product launcing (NPL) dengan secara rutin meluncurkan produk baru setiap tiga bulan. Melalui NPL, tidak hanya membuat pelanggan menjadi tidak bosan, namun juga dapat menaikkan penjualan, meningkatkan keuntungan, membuat brand tetap relevan, menjadi satu langkah lebih maju dari kompetitor, dan mendapatkan manfaat lainnya.
Yang ketiga, untuk dapat bertumbuh secara eksponensial, Kopi Chuseyo memilih berekspansi secara organik dengan sistem kemitraan. "Suatu bisnis yang berkembang dengan model satu ini dapat berkembang dengan sangat cepat. Bagaimana tidak? Produk dan sistem yang sudah ada tinggal diduplikasi sama mitra. Tidak heran brand yang punya sistem kemitraan yang kuat dikatakan memiliki daya kompetitif yang unggul dengan banyaknya jumlah outlet yang dimiliki," ujar Sarita.
Baca Juga: KB Bukopin dan AREBI Bersinergi, Siap Sukseskan Ekspansi Bisnis KPR Tahun 2023
Mengenai sistem bisnis kemitraan ini, Daniel Hermansyah selaku Founder Kopi Chuseyo menyampaikan bahwa pada awalnya kemitraan bukanlah tujuan utama dari bisnis. "Awalnya kita tidak ada rencana ekspansi sama sekali, hanya satu kafe buat have fun saja, ternyata balik modal tidak sampai setahun. Ramai sekali buka cabang kita, dari situ mulai banyak inquiry buat kemitraan. Awalnya kita tolak karena bukan main business kita [...] Tapi di akhir tahun balik modal, berarti bisa diekspansi, akhirnya kita baru bikin PT tahun 2019 akhir," beber Daniel.
Namun tentu saja membangun bisnis dengan sistem kemitraan tidaklah mudah. Sistem ini membutuhkan sumber daya manusia dan infrastruktur yang baik dan profesional. Dari sisi stabilitas pun, perusahaan harus dapat menghadapi berbagai tantangan, termasuk juga organisasi, tekonologi dan sistem yang ada. Tidak hanya itu, Daniel menyebut bahwa pada waktu juga menjadi salah satu tantangan yang besar dalam menjalankan bisnis. Pembagian waktu yang tidak tepat dapat menjadi salah satu hambatan yang besar, apalagi jika mengerjakan tugas pengembangan bisnis secara mandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Advertisement