Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minyakita Mulai Langka di Pasar Tradisional, Gegara Pasokan CPO Berkurang?

Minyakita Mulai Langka di Pasar Tradisional, Gegara Pasokan CPO Berkurang? Kredit Foto: Antara/Rony Muharrman

Di sisi lain, Sahat menambahkan, pemerintah memberlakukan DMO dan harga Minyakita yang harus dijual adalah Rp14.000 per liter.

"Ini berarti pengusaha sawit nombok. Jika dengan harga CPO di Dumai Rp11.558 per liter, harga minyak gorengnya yang sampai di konsumen itu setidaknya Rp18.150 per liter. Itu termasuk PPN. Karena ada perhitungan kemasan, transportasi. Nah, yang Rp4.150 siapa yang nutupin? Distributor kan nggak mau rugi? Ini jadi beban produsen CPO," kata Sahat.

Baca Juga: Minyakita Langka di Pasaran, Mendag: Kita Akan Tambah Stoknya!

Lebih lanjut dijelaskan Sahat, jika kuota DMO 1:6, berarti Rp4.150 per liter yang merupakan selisih dari harga minyak goreng tersebut dibagi 6 maka terdapat sekitar Rp700 per liter yang harus ditanggung produsen CPO. Padahal, marjin ekspor, dengan harga saat ini pun tidak mencapai harga tersebut.

Akibatnya, lanjut Sahat, produsen CPO menahan ekspor, yang akhirnya berdampak pada pasokan minyak goreng dalam negeri. Oleh karena itu, Sahat menyarankan agar pemerintah kembali membebaskan Bea Keluar (BK) atas ekspor CPO sambil terus dilakukan evaluasi. 

Baca Juga: KPPU Temukan Dugaan Penjualan Bersyarat Minyakita, Melanggar UU Persaingan Usaha

"Kalau tak ada ekspor, tak ada DMO. Karena itu, saya kira, seperti yang disampaikan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Bali tahun lalu, kuncinya gotong royong. Jangan semua dibebankan ke satu pihak," kata Sahat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: