Analis politik Saiful Mujani mengungkapkan, PDIP bakal gagal hattrick atau memenangi pemilu tiga kali berturut-turut dengan mengusung kader sebagai capres-cawapres.
Apalagi memaksakan Puan Maharani baik sebagai capres maupun cawapres.
“Jadi kalau Puan nomor 1 (capres) jeblok banget begitu, ya. Dan Ganjar tidak bisa menolong itu,” kata Saiful, dalam program Bedah Politik bertajuk "Peluang Capres PDIP Tanpa Koalisi", yang tayang dalam channel Youtube SMRC TV, Kamis (9/2/2023).
Saiful mendasarkan asumsinya pada hasil riset SMRC dengan menyimulasikan Pilpres 2024 diikuti empat pasangan capres-cawapres. Skenario ini bisa terjadi apabila PDIP selaku satu-satunya parpol yang memenuhi syarat memilih maju tanpa menggandeng koalisi.
Berdasarkan hasil simulasi, pasangan Puan-Ganjar bakal mendapatkan dukungan 9,8 persen. Kalah dari pasangan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar (35,4 persen), dan Anies Baswedan-AHY (31,2 persen), namun unggul dari duet Airlangga-Erick Thohir (6,0 persen).
“Kalau ini yang terjadi maka yang masuk ke putaran kedua adalah Anies dan Prabowo,” tuturnya.
Situasi serupa juga terjadi apabila Puan digeser menjadi cawapres dengan Ganjar Pranowo selaku capres. Raihan suaranya hanya 21,6 persen. Kalah dari Prabowo-Muhaimin (29,7 persen) dan pasangan Anies-AHY (28,8 persen).
“Ketika dipasangkan dengan Puan nama Ganjar di bawah dua nama (Prabowo dan Anies) yang selama ini kompetitif,” ungkapnya.
Dengan demikian Saiful menyimpulkan hanya Ganjar jagoan PDIP yang memiliki elektabilitas tinggi dan harus disandingkan dengan figur eksternal. Dia meyakini PDIP tidak akan memenangi pemilu tanpa berkoalisi dan ikut menggaet figur eksternal.
“Bagi PDIP berkoalisi itu adalah sebuah kebutuhan politik yang tak bisa dihindarkan,” kata pendiri SMRC, tanpa menyebut siapa sosok eksternal yang potensial untuk dilamar PDIP.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement