Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atur Rencana Keuangan dengan Lebih Matang, Simak Tiga Tips Jitu Berikut Ini!

Atur Rencana Keuangan dengan Lebih Matang, Simak Tiga Tips Jitu Berikut Ini! Ilustrasi perencanaan keuangan. | Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Bogor -

Memiliki keuangan yang sehat tentu saja menjadi hal yang kita impikan. Rencana keuangan yang sehat akan membantu kita mengamankan sumber penghasilan, aset, hingga arus kas. Dengan begitu, kita bisa mempunyai proteksi, akumulasi, dan distribusi kekayaan yang sehat, sebagaimana prinsip yang tertuang pada piramida keuangan.

Agar bisa memiliki rencana keuangan sehat yang sesuai dengan piramida keuangan, perlu adanya strategi jitu yang dipersiapkan secara matang. Terkait hal ini, Training Management PT Prudential Syariah Life Assurance (Prudential Syariah) Rini Aprianti membagian tiga tips ampuh untuk mewujudkan perencanaan keuangan pribadi yang aman.

1. Susun cash flow statement

Cash flow statement berguna untuk memperlihatkan ke mana uang kita mengalir. Dengan mencatat arus kas keuangan, kita bisa melihat bagaimana kebiasaan manajemen keuangan kita.

Baca Juga: Meski Berpotensi Tumbuh, Asuransi Syariah Masih Hadapi Empat Tantangan Ini

"Ini fungsinya juga untuk memperbaiki atau alat kontrol terhadap pengeluaran. Misalnya, kalau pakai paylater dan itu kebanyakan, bulan depan bisa dikondisikan lagi pengeluarannya," jelas Rini saat workshop media di Bogor, Kamis (16/2/2023).

2. Susun balance sheet statement

Tak hanya soal arus kas, kita juga perlu menyusun balance sheet statement. Sebab, balance sheet statement dapat menunjukkan di mana posisi keuangan kita saat ini, termasuk memperlihatkan aset dan utang yang dimiliki pada periode tertentu.

"Ini berguna untuk membuat tujuan keuangan dan sebagai perbandingan atau benchmark untuk evaluasi selanjutnya," kata dia.

3. Cek benchmark keuangan

Setelah menyusun arus kas dan balance sheet, kita perlu mengecek benchmark keuangan kita. Sebagai contoh, upayakan benchmark rasio likuiditas berada di sekitar enam sampai 12 kali.

"Untuk menjaga ketersediaan dana darurat, minimal tiga kali pengeluaran bulanan. Kalau terlalu banyak aset likuid, lebih baik pindahkan sebagai aset investasi," paparnya.

Rini juga membagikan benchmark untuk rasio-rasio lainnya, di antaranya rasio tabungan minimal 10%, rasio berutang maksimal 30%, rasio utang konsumtif maksimal 15%, dan rasio aset investasi minimal 50%.

"Intinya, kita disiplin, terus mencatat, dan konsisten," tutur Rini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: