Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Partai Ummat Salah Kaprah Soal Politik Identitas, Benarkah Bisa Berakibat Fatal?

Partai Ummat Salah Kaprah Soal Politik Identitas, Benarkah Bisa Berakibat Fatal? Kredit Foto: Instagram/Amien Rais
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Ummat yang diprakarsai oleh Amien Rais dinilai telah salah kaprah dan menggunakan Politik Identitas sebagai alat kampanye. 

Pegiat media sosial, Ade Armando mengatakan, pihak Partai Ummat menyatakan tanpa moralitas agama, politik akan kehilangan arah. 

Partai Ummat juga menuding penolakan terhadap politik identitas itu datang dari kaum sekuler yang menghendaki agama dipisah dari semua seni kehidupan termasuk politik.

“Partai Ummat sedang membangun image partai Islam yang berseberangan dengan pemerintah Jokowi dan tidak akan tunduk pada apa yang mereka sebut sebagai produk sekuler yang akan mengerjakan Islam,” kata Ade melansir dari Cokro TV, Jumat (17/02/23).

Baca Juga: Majuin Anies Baswedan Bareng Politik Identitas, Dukungan Amien Rais Tak Jadi Masalah: Bagus Itu

Ia kemudian menceritakan alasan Partai Ummat memilih politik identitas sebagai bagian dari partai mereka. 

“Saya jelaskan dulu pandangan Partai Ummat, dimana Amien, Rocky dan Effendi ini bermula dari pidato Ridho dalam acara rapat kerja nasional partainya pekan lalu. Dalam pidato itu Ridho secara gamblang menyatakan Partai Ummat akan mengusung politik identitas Islam menghadapi Pemilu 2024,” kata dia.

Ade juga mengutip Wakil ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman memberikan jawaban menohok kepada Partai Ummat, khususnya kepada Amien Rais dan ketua umum Partai, Ridho Rahmadi.

“Apakah sebuah partai boleh dan sah jika memiliki landasan identitas keagamaan? Tentu saja sah kata Andi, karena sejak dulu pun kita punya partai yang membawa Bendera Islam, seperti PPP, PKS atau Partai Bulan Bintang,” tambahnya.

“Jadi bukan itu politik identitas yang ditolak, penolakan terhadap politik identitas juga bukan berarti meniadakan agama dari politik,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: