Perhatian, Ukraina Sulit Bermanuver di Udara, Rusia Bisa Ambil Peluang Ini
NATO saat ini menuntut agar negara-negara anggota membelanjakan 2 persen dari pendapatan nasional mereka untuk pertahanan. Alih-alih di kondisi sekarang justru banyak anggota organisasi yang ingin biaya itu menjadi minimum, bukan sesuai dari target AS.
“Jelas bahwa kami perlu membelanjakan lebih banyak,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. "Kita harus beralih dari melihat 2 persen sebagai yang di atas menjadi melihatnya sebagai di bawah. Harus jelas bahwa 2 persen adalah minimum."
Baca Juga: Kasih Ribuan 'Rumah' buat Para Korban, NATO Bilang Begini ke Turki
Topik tersebut selanjutnya akan dibahas saat NATO mengadakan pertemuan di bulan Juli untuk para kepala negara. Pada saat itu, baik Finlandia maupun Swedia mungkin telah menjadi anggota penuh, jika Turki dan Hongaria akhirnya dibujuk untuk membatalkan keberatan mereka.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memperjelas bahwa Finlandia dan Swedia, keduanya harus menjadi anggota sekarang, dan akan terbang ke Turki untuk mengadakan lobi dan diskusi lebih lanjut.
Sementara itu, Menteri pertahanan Ukraina masih bersikeras menginginkan bantuan jet tempur, termasuk serta lebih banyak sistem pertahanan udara.
Presiden Volodymyr Zelenskyy berkali kali meminta hal itu selama turnya ke negara negara Eropa. Dan itu adalah pesan yang diulangi oleh Menhan Ukraina Reznikov ketika dia datang ke Brussel untuk memamerkan saputangan yang dirancang dengan cetak biru jet tempur.
Tidak masalah bahwa pesawat yang dimaksud sebenarnya adalah Su-30 Rusia. Pesannya jelas, tapi sejauh ini tidak diindahkan. Masalah dengan penyediaan jet tetap sama - butuh waktu lama untuk melatih pilot untuk menggunakannya dan membutuhkan perawatan khusus yang memberatkan. Dan jika Rusia meluncurkan rudal dari wilayahnya sendiri, penggunaannya mungkin terbatas.
Itu sebabnya, setidaknya untuk saat ini, negara-negara NATO lebih memilih untuk berkonsentrasi pada proyektil, amunisi, senjata berat, pelatihan, dan rantai pasokan. Bantuan itu mereka yakini, mampu menahan Rusia yang memungkinkan melancarkan serangan balasan ke Ukraina di musim semi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement