Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulan Sabit Merah Waswas Penyakit Berbahaya Ini Masuk ke Pengungsian Korban Gempa

Bulan Sabit Merah Waswas Penyakit Berbahaya Ini Masuk ke Pengungsian Korban Gempa Kredit Foto: Reuters/Emilie Madi
Warta Ekonomi, Damaskus -

Suriah dapat menghadapi wabah penyakit yang berbahaya jika ratusan ribu orang telantar tidak segera mendapatkan tempat tinggal permanen setelah gempa pekan lalu.

Peringatan ini disampaikan Sekretaris Jenderal Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Jagan Chapagain pada Kamis (16/2/2023).

Baca Juga: Orang PBB Prediksi Korban Jiwa di Suriah Bertambah Dua Kali Lipat karena...

Chapagain mengatakan, keluarga yang tinggal di tempat penampungan darurat tanpa pemanas memadai sangat membutuhkan perumahan permanen. "Mereka masih hidup dalam kondisi yang sangat mendasar di ruang sekolah yang sangat, sangat dingin,” katanya.

"Jika ini berlanjut untuk jangka waktu lama, maka akan ada konsekuensi kesehatan," ujarnya mengingatkan.

Chapagain berbicara setelah kembali dari Aleppo. Kota terbesar Suriah itu selama bertahun-tahun menyaksikan beberapa pertempuran terburuk dari perang saudara yang sedang berlangsung di negara itu.

Aleppo dilanda wabah kolera pada akhir 2022. Dampak gempa pada akses ke perumahan, air, bahan bakar, dan infrastruktur lainnya dapat membuat wabah lain mungkin terjadi. Chapagain juga menyoroti kemungkina, bencana alam tersebut juga telah merusak kesehatan mental warga Suriah.

“Jika konflik telah mematahkan punggung mereka, saya pikir gempa ini mematahkan semangat mereka sekarang,” kata Chapagain.

Gempa mematikan berkekuatan 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah lebih dari sepekan lalu menghancurkan bagian-bagian negara yang dilanda perang, baik di daerah kantong yang dikuasai pemberontak barat laut dan daerah terdekat yang dikuasai pemerintah. Diperkirakan 3.688 orang meninggal di kedua sisi garis depan di Suriah, sekitar 1.400 di antaranya di kota-kota yang dikuasai pemerintah.

Chapagain menyatakan, seluruh lingkungan Aleppo telah ditinggalkan, dengan beberapa penduduk memilih pindah ke daerah pedesaan setelah gempa. Banyak warga Suriah mengungsi untuk kedua kalinya setelah bencana alam, sudah meninggalkan rumah mereka untuk menghindari serangan udara dan penembakan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: